Angka Bunuh Diri Lansia Terus Meningkat, Apa Penyebabnya?

Angka Bunuh Diri Lansia Terus Meningkat, Apa Penyebabnya?
Tali untuk gantung diri. Ilustrasi: DH Illustration

jpnn.com, SINGAPURA - Angka bunuh diri warga lanjut usia (lansia) Singapura melonjak tahun lalu, bahkan mencapai rekor tertingginya dalam lima tahun terakhir. Sebanyak 129 warga lansia mengakhiri hidup mereka tahun lalu. Padahal, secara keseluruhan, tren bunuh diri di Singapura menurun jika dibandingkan dengan 2016.

"Sepanjang 2016, ada 123 warga lansia yang bunuh diri di Singapura," terang jubir Samaritans of Singapore (SOS) kepada Channel NewsAsia, Senin (30/7).

Tahun lalu, kasus bunuh diri warga lansia menyumbangkan 36 persen dari total 361 kasus bunuh diri. Tahun sebelumnya, kasus bunuh diri warga lansia hanya sekitar 29 persen dari total 429 kasus bunuh diri.

Direktur Eksekutif SOS Christine Wong khawatir angka itu terus naik. Apalagi, belakangan, hotline bunuh diri SOS jarang menerima panggilan dari warga lansia.

"Saat merasa tak ada jalan keluar, warga lansia akan menarik diri dari lingkungan sosial. Padahal, ini seharusnya jadi masa keemasan mereka," ucapnya kepada Today.

Kebanyakan kasus melibatkan warga lansia yang merasa tak berguna lagi. Mereka merasa bahwa hidup mereka hanya menjadi beban keluarga dan teman. Karena itu, mereka berusaha mengatasi semua sendiri tanpa melibatkan orang lain. (bil/c18/hep)


Angka bunuh diri warga lanjut usia (lansia) Singapura melonjak tahun lalu, bahkan mencapai rekor tertingginya dalam lima tahun terakhir


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News