Angka Kesembuhan Pasien COVID-19 di Riau Luar Biasa, Gubernur Beber Strateginya

"Memang awalnya ada banyak rumah sakit yang mengelak untuk dijadikan rumah sakit rujukan dengan alasan keterbatasan fasilitas ataupun kapasitas," kata Syamsuar.
Pada awal-awal mewabahnya COVID-19 di Riau yakni pada bulan Maret, terdapat sekitar 76 ribu orang dalam pengawasan (ODP) yang baru bepergian dari luar negeri, Jakarta atau daerah lainnya.
Oleh pemerintah setempat, para ODP tersebut diwajibkan menjalani pemeriksaan dini.
Kalaupun ada yang sudah menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) maka mereka wajib dirawat di rumah sakit.
"Sehat tidak sehat wajib di-RS-kan," kata Syamsuar.
Dari PDP COVID-19 tersebut kemudian petugas medis melakukan penelusuran (tracing) sehingga didapat data orang yang akan mendapatkan penanganan medis dan memutus penyebaran COVID-19.
Syamsuar mengakui pada awalnya ada warga yang menolak untuk didata atau ditangani medis karena dicurigai mengidap COVID-19 karena mereka merasa tidak ada gejala.
"Olehnya, kita libatkan TNI/Polri untuk mengatasinya," katanya.
Gubernur Riau Syamsuar menjelaskan strateginya menghadapi pandemi COVID-19 yang berhasil menekan angka kematian akibat virus corona jenis baru itu.
- Wali Kota Pekanbaru Temui Menteri PU di Padang, Ini yang Dibahas
- Sindikat Pemalsuan KTP Terungkap, Orang Dalam Disdukcapil Terlibat
- Ultimatum Menko Polkam: Jangan Sampai Karhutla Terjadi di Riau
- Pria Terjatuh Dari Flyover SKA Pekanbaru, Begini Kronologinya
- Menhut Tinjau Satwa di PPS Riau Kerja Sama Yayasan Arsari Djojohadikusumo
- Dihadiri Menteri & Kapolri, Jambore Karhutla 2025 Resmi Dibuka