Angka Perokok Tinggi, Pemerintah Perlu Lakukan Program Pencegahan Berbasis Profil Risiko
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan pengguna produk tembakau alternatif yang telah berhenti merokok menunjukkan respons yang baik terhadap akumulasi plak atau infeksi bakteri dengan tingkat peradangan gusi seperti yang dialami non-perokok.
“Kami menyimpulkan bukan nikotin yang mempersempit pembuluh darah, melainkan TAR,” kata Dr. Amaliya.
Saat ini, negara lain seperti Swedia juga telah memanfaatkan upaya pengurangan bahaya tembakau dan mendukung penggunaan produk tembakau alternatif untuk mengurangi angka prevalensi perokok.
Hal ini dapat dikaji lebih lanjut oleh Pemerintah Indonesia.
Berkat pemanfaatan produk tembakau alternatif, persentase perokok di Swedia turun dari 15 persen menjadi 5,6 persen dalam 15 tahun terakhir.
Selain menurunkan angka perokok, pemanfaatan produk tembakau alternatif juga berdampak positif terhadap rendahnya persentase penyakit yang berkaitan dengan merokok dan insiden kanker sekitar 41 persen lebih kecil dibandingkan negara-negara di Eropa.(chi/jpnn)
Beralih dari kebiasaan merokok memang tidak mudah, tetapi upaya pengurangan bahaya tembakau dapat menjadi program pelengkap pemerintah dalam menekan perokok.
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Vaping Bee Tawarkan Kenyamanan Bagi Komunitas Berkumpul
- RUPST 2024, Sampoerna Sambut Presiden Direktur Baru
- Bea Cukai Yogyakarta Beri Izin Tambah Lokasi Usaha untuk Perusahaan Ini
- Liquid Ganja Modus Baru Peredaran Narkoba, Sahroni Minta Polri Gandeng APVI
- Viral Remaja di Klaten Sakit Karena Rokok dan Vape, Dokter Bilang Begini
- Gawat! Jumlah Kasus Rawat Inap Anak Terkait Vape Meroket 733%