Angkat Isu Alien, Tiga Pelajar Indonesia Juara Dunia Debat

Angkat Isu Alien, Tiga Pelajar Indonesia Juara Dunia Debat
Juara dunia debat, Ki-ka: Nadya, Putri, Erin. Foto: Mesya Mohamad/JPNN.com

Untuk menguasai itu mereka belajar otodidak dengan mencari sumber lewat digital. Guru pendamping hanya memberikan petunjuk, Putri dan timnya melakukan riset sendiri.

"Kami tidak terlalu sulit untuk materi debat karena di sekolah ada ekskul debat," tambah Erin yang kelahiran 2 Maret 2004.

Lantas siapa lawan terberat mereka? Menurut Putri, lawan paling berat dari Israel dan Vietnam. Sedangkan yang paling mudah adalah Amerika Serikat.

Untuk meraih prestasi dunia, Putri, Erin, dan Nadya ternyata lebih banyak menghabiskan waktunya dengan belajar. Waktu belajar mereka mulai pukul 04.00 hingga 21.00. Pukul 22.00 ketiganya memilih untuk tidur dan bebas dari gadget.

"Kalau kami kebetulan punya pola belajar yang sama. Kami lebih nyaman tidur paling telat jam 10 malam dan bangun pagi-pagi jam 4 terus belajar sampai jam 6. Kemudian ke sekolah sampai jam 3 sore, lanjut les," beber Nadya kelahiran 25 Juni 2004.

Nadya yang hobi menggambar ini mengaku lebih senang belajar daripada jalan-jalan ke mal. Dia hanya bermain dengan temannya saat di sekolah atau lewat telepon.

Walaupun sudah menjadi juara debat dunia, baik Putri, Erin, dan Nadya tidak tertarik untuk menjadi diplomat atau politikus. "Aku enggak suka jadi politikus, bikin stres dan cepat tua," ujar Nadya.

Sama halnya Putri, walaupun diharapkan orangtuanya menjadi pebisnis, dia malah tertarik ke dunia media. Dia ingin mempelajari dampak media bagi kehidupan manusia.

Tiga pelajar Indonesia mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional, menjadi juara dunia lomba debat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News