Anies Baswedan, dari Rumah Sakit ke Rumah Sehat
Dengan perubahan nama itu, Anies berharap masyarakat juga datang ke rumah sakit saat mereka dalam keadaan sehat.
Rumah sehat dirancang untuk benar-benar membuat kita berorientasi pada hidup yang sehat, bukan sekadar berorientasi untuk sembuh dari sakit.
Ada juga faktor psikologis yang memengaruhi persepsi masyarakat terhadap rumah sakit.
Ketika mendengar rumah sakit, hal yang diingat oleh warga adalah tentang penyakit, karena kata kuncinya adalah ‘’sakit’’. Sekarang dipakai istilah rumah sehat sehingga kata kunci yang diingat warga adalah ‘’sehat".
Perubahan mindset psikologis punya pengaruh terhadap kondisi fisik. Banyak orang yang menjadi sakit karena pikirannya merasa sakit dan hal itu kemudian berpengaruh kepada fisiknya.
Dalam istilah kesehatan hal itu disebut sebagai psikosomatis, yaitu orang menjadi sakit karena dia mempersepsikan dirinya sedang dalam keadaan sakit.
Secara filosofis, realitas fisik tergantung pada pikiran seseorang terhadap sesuatu, karena pada dasarnya realitas adalah konstruksi pikiran.
Secara ekstrem filosofi ini berpendapat bahwa tidak ada realitas di dunia ini, karena semua realitas adalah konstruksi dan ekspresi pikiran.
Gajet yang sedang kita pegang sebenarnya bukan gajet melainkan konstruksi pikiran kita mengenai gajet.
Anies mengubah nama RSUD menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta. Kebijakan ini menjadi pertanyaan apakah benar-benar substantif atau sekadar permainan semantik.
- Pilkada Serentak 2024, Hermus Indou Daftar Cabup Manokwari dari PAN
- Ketua DPRD Semprot Dinkes DKI, Sebut Pelayanan RS Lamban
- Makin Komprehensif, Brawijaya Hospital Saharjo Punya Layanan Terpadu BraveHeart Center
- Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Berkolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan
- Anies Gelar Acara Pembubaran Tim Pemenangan, Ada Ketum Pendukung yang Tak Hadir, Siapa?
- Info Terkini Dugaan Malapraktik Kepala Bayi Terputus saat Persalinan