Anies Copras Capres
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kalau siklus 10 tahunan akan berulang, maka 2024 nanti akan menjadi tonggak bagi kemunculan siklus baru.
Pekan ini Anies Baswedan mengakhiri masa baktinya sebagai gubernur satu periode.
Seharusnya dia masih bisa maju lagi untuk periode kedua.
Akan tetapi, aturan baru mengharuskannya untuk berhenti sekarang, karena pemilu kepala daerah akan dilaksanakan serentak bersama pemilu presiden dan pemilu legislatif pada 2024.
Sebutlah itu sebagai garis tangan, atau takdir, atau apalah. Anies bisa saja merasa dirugikan karena tidak bisa mencalonkan diri sebagai gubernur untuk periode kedua.
Itu berarti Anies kehilangan panggung selama 2 tahun ke depan.
Poltical spotlight adalah hal yang niscaya dalam politik. Seorang politikus harus tetap punya panggung untuk tetap berada di bawah sorot lampu spotlight.
Kalau tidak, dia akan mengabur dan hilang dari pandangan.
Anies telah menjadi antitesis Jokowi. Anies, sengaja atau tidak, menempatkan positioning-nya sebagai jawaban untuk kemunculan tokoh alternatif pasca-Jokowi.
- Prabowo: Saya Dibilang Presiden Boneka, Dikendalikan Pak Jokowi, Itu Tidak Benar
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu