Anies Sebut Ketimpangan Sebabkan Balkanisasi, Jangan Sampai Terjadi di Sini

Anies Sebut Ketimpangan Sebabkan Balkanisasi, Jangan Sampai Terjadi di Sini
Berbicara dalam acara dialog terbuka yang digelar Muhammadiyah di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (22/11), Anies Baswedan menyontohkan ketimpangan nyata tersebut melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, SURAKARTA - Calon presiden Anies Baswedan kembali menegaskan komitmennya bersama Muhaimin Iskandar untuk mewujudkan kesetaraan kalau mendapat kepercayaan dari rakyat Indonesia pada Pilpres 2024 mendatang. Karena ketimpangan yang ada saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.

Berbicara dalam acara dialog terbuka yang digelar Muhammadiyah di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (22/11), Anies menyontohkan ketimpangan nyata tersebut melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Skor IPM untuk Sumatera dan Jawa pada tahun 2013 sebesar 69,83 misalnya setara atau bahkan masih lebih tinggi dibanding skor IPM Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua pada tahun 2022, yaitu 69,47.

"Artinya apa? Ketinggalannya satu dekade. Bukan soal selisihnya itu 4 poin 5 poin, (tapi) mengejar 5 poin itu satu dekade. Belum dimasukkan pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, investasi dan indikator-indikatornya. Masukkan satu (indikator) saja, (akan terlihat) ketimpangan luar biasa," ungkapnya.

Anies menegaskan persoalan ketimpangan ini mendesak untuk diatasi. Karena ketimpangan kalau terus-menerus dibiarkan sama saja seperti mengeringkan hutan, mengeringkan rumput. Dengan cukup hanya satu puntung rokok jatuh, maka rumput dan hutan tersebut akan terbakar.

"Inilah PR terbesar kita. Karena itu kita ingin menjaga Indonesia utuh, Indonesia tetap satu," beber mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Anies mengingatkan ketimpangan ini pula yang dulu pemicu terjadinya Balkanisasi atau pecahnya Federasi Yugoslavia menjadi tujuh negara, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Slovenia, Montenegro, Makedonia Utara, Serbia, dan Kosovo, pada awal 1990-an.

"Kita ingatnya etnik konflik. Itu di ujung. Sebelumnya apa disparitas ekonomi yang terus menerus. Makedonia dan Serbia yang maju tapi Bosnia, Herzegovina, Slovenia, dan tempat-tempat yang lain itu mengalami penurunan luar biasa," imbuhnya.

Anies mengingatkan ketimpangan ini pula yang dulu pemicu terjadinya Balkanisasi atau pecahnya Federasi Yugoslavia menjadi tujuh negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News