Anies, The Best?
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

jpnn.com - Why not the best? Itulah pertanyaan sekaligus jawaban yang diberikan oleh Surya Paloh, sang supremo Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ketika Senin (3/10) menjawab berbagai pertanyaan yang muncul mengenai mengapa Partai Nasdem memilih Anies Baswedan sebagai calon presiden untuk maju Pilpres 2024.
Surya Paloh dan Partai Nasdem membuat lompatan sekaligus kejutan besar dengan mengadakan deklarasi resmi mengusung Anies Baswedan. Deklarasi ini sekaligus menjawab berbagai pertanyaan yang menggantung selama ini.
Melalui rapat kerja nasional Juni lalu Nasdem sudah memutuskan 3 nama yang bakal dicalonkannya pada Pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.
Dengan mengumumkan 3 kandidat itu, Nasdem seperti mencuri start sebelum partai-partai lain mengumumkan calon-calon presidennya.
Keputusan Nasdem itu dianggap sebagai strategi marketing untuk mendongkrak elektabilitas, tetapi juga sekaligus dianggap sebagai manuver politik yang berisiko.
Di antara tiga nama itu, Anies dianggap yang paling berpeluang menjadi pilihan Nasdem. Dua nama lainnya dianggap sekadar pelengkap pilihan saja.
Ganjar Pranowo mempunya elektabilitas yang bagus, tetapi Nasdem berisiko menghadapi perlawanan keras dari PDIP yang tidak akan membiarkan kadernya dibajak begitu saja.
Andika Perkasa mempunyai kapastitas dan prospek untuk menjadi pemimpin nasional, tetapi hasil surveinya masih rendah.
Surya Paloh dan Partai Nasdem membuat lompatan sekaligus kejutan besar dengan mengadakan deklarasi resmi mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024
- Gus Din Apresiasi Jokowi Laporkan ke Polisi Kepada Penuduh Dirinya Berijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi
- Pasbata Minta Roy Suryo Setop Provokasi soal Isu Ijazah Jokowi
- Roy Suryo Sebut Tindakan Jokowi Lucu, Memalukan, dan Tidak Elegan