Antam Kurangi Porsi Nikel

Antam Kurangi Porsi Nikel
Antam Kurangi Porsi Nikel
JAKARTA –  Perusahaan pertambangan BUMN PT Aneka Tambang Tbk (Antam) akan terus mendiversifikasi produksinya. Ini agar setiap kejatuhan harga nikel yang menjadi komoditas utama tidak memengaruhi profitabilitas emiten berkode ANTM tersebut. Dirut Antam Alwinsyah Loebis mengatakan, saat ini porsi produksi komoditas perseroan memang masih didominasi nikel yang mencapai 78 persen. ”Yang lainnya, 21 persen emas dan 1 persen dari bauksit,” ujarnya di Jakarta Selasa (16/9). Padahal, kata dia, sebelumnya porsi nikel mencapai 89 persen.

Hal itu dilakukan, sambung dia, untuk mengantisipasi melorotnya harga nikel di pasar internasional. ”Tapi, semoga saja penurunannya tidak tajam,” ujarnya. Per semester pertama lalu, harga nikel rata-rata mencapai USD 12 per pon. Dan kini, kata dia, saat ini harganya di kisaran USD 10 -11 per pon. Meski demikian, dia masih optimistis profitabilitas ANTM tetap terjaga. Sebab, perseroan diuntungkan dengan nilai tukar USD terhadap rupiah cenderung menguat. ”Operasi kita pakai rupiah, sedangkan bayarnya (oleh pembeli) pakai USD,” katanya.

Dia mencontohkan rugi kurs ANTM sepanjang semester pertama lalu ketika rupiah masih relatif kuat. ”Saat rupiah masih kuat, ada loss Rp 95 miliar. Itu rugi kursnya,” jelas Alwinsyah. Per semester pertama, laba bersih Antam melorot 49 persen ke posisi Rp 1,465 triliun karena turunnya harga nikel. Pada paro pertama tahun lalu, laba bersih emiten berkode ANTM itu mencapai Rp2,873 triliun.

Untuk menjaga profitabilitasnya, terang dia, perseroan akan melakukan efisiensi agar profitabilitas tetap terjaga hingga akhir tahun. ”Pada semester dua, perseroan akan berupaya menurunkan total anggaran sebesar 10 persen,” ujarnya. Sepanjang semester pertama, ANTM berhasil membukukan Rp 4,1 miliar dari upaya efisiensi biaya tersebut.

JAKARTA –  Perusahaan pertambangan BUMN PT Aneka Tambang Tbk (Antam) akan terus mendiversifikasi produksinya. Ini agar setiap kejatuhan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News