Antara Politikus Mengaku Jujur dan Pelacur Mengaku Perawan
Dhimam Abror Djuraid
Pernyataan Romi seolah menjadi justifikasi tentang tindakan korup yang dilakukan oleh para politisi. Kalau 99 persen politisi korup, wajar saja Romi juga pernah terseret kasus korupsi.
Kabar terbaru, Romi dipolisikan oleh pengusaha Erwin Aksa karena defamasi atau pencemaran nama.
Romi mengaku ketika masih menjadi ketua umum PPP pada 2019 pernah menerima mahar sebesar Rp 35 miliar dari Erwin Aksa. Mahar itu untuk rekomendasi PPP bagi Erwin di Pilgub Sulawesi Selatan.
Namun, Romi menyebut cek itu ternyata kosong. Meski demikian, dugaan soal transaksi politik ini menjadi bukti baru kebenaran sinyalemen Mahfud MD.
Begitulah pesan yang sampai ke publik. Tentu hal ini menjadikan wajah politik dan politisi makin buram di mata publik.
Sikap dan pernyataan ini menjadi sinyal negatif bagi generasi milenial yang pertama kali memilih pada Pemilu 2024. Para pemilih pemula bersama pemilih muda yang usianya di bawah 40 tahun jumlahnya sekitar 50 sampai 53 persen.
Romi kembali ke dunia politik seolah-olah tanpa beban dosa korupsi. Dia seolah ingin cuci tangan dengan mengatakan bahwa semua politisi korup.
Orang-orang sejenis ini sudah banyak bermunculan di panggung politik nasional, apalagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersikap sangat permisif kepada para mantan napi korupsi dengan mengizinkan mereka maju dalam kontestasi politik.
Humor mengenai politisi dan pelacur ini memang ‘sad but true’, menyedihkan tetapi kenyataannya memang demikian.
- KPU Diminta Sempurnakan Sirekap Sebelum Digunakan Untuk Pikada 2024
- Jam Debat Pilwalkot Bandung Terlalu Malam Diprotes Paslon, KPU Akan Evaluasi
- Lebih Dari 6 Ribu Orang Pindah Memilih di Pilkada Sumsel
- Ini Alasan KPU Mendahulukan Surat Suara ke Pulau Terluar
- Debat Perdana Pilwalkot Bandung Angkat Tema soal Tantangan Masa Depan
- KPU Jabar Imbau Paslon Cagub Segera Serahkan Materi Iklan