Antara Tjipto Mangoenkoesoemo dan Komunisme

Antara Tjipto Mangoenkoesoemo dan Komunisme
Tjipto Mangoenkoesoemo. Foto: Dok KITLV.

Untuk membentuk struktur dan pembagian kerja, diadakan pertemuan kedua di Salabintana, Sukabumi. Tjipto Mangoenkoesoemo jadi tuan rumah. 

Soe Hok Gie menulis...

Pertemuan kedua berhasil membentuk pimpinan Geraf yang terdiri dari Mr. Amir Sjarifudin, Pamudji, Sukajat (keduanya dari PKI Ilegal ankatan 35), serta Armunanto dan Widarta (sekretariat). Dr. Tjipto sendiri diangkat sebagai penasihat.

Saat Jepang benar-benar datang, karena sakit yang dideritanya, Tjipto Mangoenkoesoemo berpulang pada 8 Maret 1943 dalam usia 57 tahun. 

Pahlawan Ya Melawan

Jebolan sekolah dokter di Stovia ini aktivis Boedi Oetomo yang pada 1912 (usia 26) mendirikan Indische Partij bersama Douwes Dekker dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara).

Saat menjadi pemimpin redaksi De Express di Bandung, Tjipto menaikkan tulisan "Als Ik Een Nederlander was" karya Ki Hadjar pada 13 Juni 1913, yang membuat mereka dibuang ke Belanda.

Karena selama di sana, ia menderita asma, Tjipto dipulangkan ke Jawa pada 1914.

INI bukan riwayat Rumah Sakit Cipto Mangkunkumo (RSCM) yang kesohor itu. Kisah kita kali ini hubungan antara dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kaum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News