Antisipasi Krisis Tak Sentuh Sektor Riil
Buyback SUN Hanya Bantu Sektor Keuangan
Senin, 26 September 2011 – 08:56 WIB
Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut perekonomian dunia tengah memasuki fase bahaya baru. Fase itu diiringi pelemahanan aktivitas ekonomi global yang semakin merata dan risiko jebloknya kepercayaan masyarakat dunia. Dalam Laporan World Economic Outlook edisi September 2011, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia, untuk tahun ini dan tahun depan.
Baca Juga:
Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2011 dan 2012 masing-masing hanya 4 persen. Proyeksi itu lebih pesimististis jika dibandingkan dengan prediksi sebelumnya yang dirilis pada Juli sebesar 4,3 persen untuk 2011 dan 4,5 persen pada 2012. Dana Moneter juga merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6,4 persen tahun ini dan 6,3 persen pada 2012. Proyeksi tersebut mengoreksi prediksi sebelumnya yang memperkirakan ekonomi Indonesia di 2011 dan 2012 bisa tumbuh 6,5 persen.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) A. Erani Yustika mengatakan, pemerintah masih bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi 6,7 persen tahun depan. ”Pemerintah jangan terlalu terpengharuh. Kunci pokoknya sampai seberapa jauh pemerintah bia mendinamisasi ekonomi domestik,” kata Erani. Dia menambahkan, ekonomi domestik masih memiliki potensi besar untuk digerakkan. (sof/c10/kim)
JAKARTA – Program antisipasi krisis keuangan dunia dinilai masih kurang karena belum menyentuh sektor riil. Sekretaris Komite Ekonomi Nasional
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kinerja ABM Investama Sepanjang 2023 Meningkat
- Traktor Nusantara Usung Inovasi Keberlanjutan di Forklift Exhibition 2024
- Pesan Sejuk Ketua MUI Baros saat Sosialisasi PNM Mekaar
- UNESCO Jadikan Arsip Pabrik Indarung 1 Semen Padang sebagai Memory of The World Asia Pasifik
- Bea Cukai Kawal Potensi Ekspor UMKM di 2 Wilayah Ini Lewat Asistensi
- Begini Strategi Prochiz Menjaga Kinerja Penjualan