Antisipasi La Nina, Mensos Minta Tagana Bersinergi dengan Kopassus

Antisipasi La Nina, Mensos Minta Tagana Bersinergi dengan Kopassus
Menteri Sosial RI (Ad Interim), Muhadjir Effendy didampingi Danjen Kopassus Mayjen TNI Mohamad Hasan pada Apel Kesiapsiagaan Tagana dan Kopassus Dalam Rangka Mengatasi Dampak La Nina di Markas Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta, Kamis (17/12).  Foto: Humas Kemensos.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial Ad Interim Muhadjir Effendi meminta Taruna Siaga Bencana (Tagana) bersinergi dengan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), mengatasi dampak La Nina.

"Saya meminta kepada seluruh Tagana untuk meningkatkan kesiapsiagaan atas kemungkinan terjadi bencana dampak La Nina, serta terus bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk dengan para prajurit Kopassus, ” pinta Muhadjir didampingi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus TNI AD Mayjen TNI Mohamad Hasan, pada "Apel Kesiapsiagaan Tagana dan Kopassus Dalam Rangka Mengatasi Dampak La Nina" di Markas Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta, Kamis (17/12).

Letak geografis Indonesia berada di cincin api menjadikannya salah satu negara yang rawan bencana.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dari Januari hingga 10 Desember 2020 terdapat 2.676 bencana.

“Kondisi itu membuktikan Indonesia rawan bencana ditambah pandemi Covid-19 hingga 16 Desember berjumlah 636.154 kasus terpapar, 521.984 sembuh, serta 19.248 meninggal," kata Muhadjir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis data pada akhir Desember hingga Maret 2021 diprediksi terjadi fenomena alam La Nina, yang menyebabkan curah hujan berkembang  sampai 40 persen dari kondisi musim hujan biasa.

Menurut Muhadjir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa fenomena La Nina diprediksi meningkatkan akumulasi curah hujan bulanan. "(Presiden) meminta kami mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi," ungkapnya.

Dia mengatakan sejak lama Kementerian Sosial (Kemensos) RI melaksanakan penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

Salah satunya satunya melalui pembentukan Tagana, pada 24 Maret 2004, di Lembang Bandung, Jawa Barat. 

“Tagana merupakan relawan penanggulangan bencana. Hasil verifikasi Oktober 2020,  Tagana aktif ada 26.026 personel di seluruh Indonesia," jelasnya.

Selama ini, lanjut Muhadjir, Tagana telah berkiprah nyata dalam penanggulangan bencana.

Menurutnya, meraka adalah pegiat kemanusiaan yang tanpa pamrih bekerja untuk melayani korban bencana baik itu bidang evakuasi, shelter, logistik dan dapur umum, layanan dukungan psikososial serta lainnya.

“Dalam situasi pandemi Covid-19, selain melakukan tugas di atas juga memberikan pelayanan pemakaman korban Covid-19 di masing masing daerah," paparnya.

Letak geografis Indonesia berada di cincin api menjadikannya salah satu negara yang rawan bencana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News