Apa Kekhawatiran Guru Asal Indonesia Jika Sekolah Australia Kembali Dibuka?

Apa Kekhawatiran Guru Asal Indonesia Jika Sekolah Australia Kembali Dibuka?
Wadeye community, Northern Territory (ABC News: James Dunlevie)

"Saat ini interaksi saya hanya dengan sejumlah siswa yang terpaksa harus berada di sekolah, interaksi saat berada di sekolah tetap mengedepankan social distancing … kami harus cuci tangan setiap masuk dan keluar ruang …di kantor staff juga begitu," katanya lagi.

Menurut Rina Prestiana, memberi pelajaran lewat online bagi murid-murid juga sebenarnya tidak ideal.

"Kurang ada kepuasan dalam mengajar. Saya belum bisa menerangkan secara maksimal, tidak ada waktu untuk menilai hari kerja murid dan kemudian memberikan masukan kepada mereka," kata Rina yang lulus dari Universitas Negeri Yogyakarta ini.

Walau sekarang proses belajar mengajar online sudah membaik, Rina mengalami banyak masalah di minggu-minggu awal.

"Kendalanya di awal awal minggu banyak yang bingung, waktu tersita untuk menjelaskan … sekarang sudah lumayan … karena kebanyakan murid sudah terbiasa dengan prosesnya," tambah Rina.

Sekarang menurut Rina, keadaan sudah lebih baik dalam hal pengajaran.

"Dua minggu pertama sulit sekali. Kadang merasa kita hari ini tidak mencapai apa apa. Hanya kirim email seharian, mulai sebelum jam 8 … selesai kadang malam".

"Sekarang sudah bisa bagi waktu, sudah punya sistem yang lebih baik karena belajar dari kesalahan di minggu awal."

Membuka lebih susah daripada menutup. Itulah yang terjadi dengan kemungkinan pembukaan kembali sekolah di Australia saat kasus positif corona di negara ini semakin menurun

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News