Apakah Kita Telah Merusak Tujuan Wisata Demi Sebuah Foto di Instagram?
"Tapi jumlahnya baru saja meroket, sekarang kita melihat 2 juta pengunjung yang datang ke kota dengan jumlah penduduk 10.000 ini."
Operator pariwisata akan secara sukarela mengenakan pajak 1 persen dari tagihan kepada wisatawan, Uang yang dikumpulkan digunakan untuk sejumlah proyek-proyek lokal.
"Jika kita bisa mendapatkan beberapa dolar dari setiap pengunjung yang datang ke sini, bisa digunakan kembali untuk pembangunan trotoar dan taman bermain, toilet, dan lain-lain, maka penduduk dan pengunjung mendapat manfaat yang sama ... komunitas menjadi lebih menerima," jelas Simon.
Seharusnya pariwisata lebih untuk menyatukan
Photo: Turis harus mulai mengunjungi tempat-tempat yang masih jarang dikunjungi. (Getty: wootthisak nirongboot)
Justin mengatakan wisatawan harus kembali ke pencarian tempat tujuan, bukannya mengambil rute yang mudah menuju 10 peringkat teratas tempat tujuan.
"Saya pikir kita kembali ke gagasan menghabiskan waktu dengan penduduk setempat, meminta saran dan pendapat mereka tentang tempat-tempat yang harus dituju, atau bahkan menyewa pemandu lokal," katanya.
"Pemandu lokal benar-benar memberi tahu jalan-jalan lokal, tapi dapat membantu Anda menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan."
Menurutnya sangat disayangkan karena kita sekarang hidup di jaman yang penuh ketidakpercayaan pada orang asing.
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Iran Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat