Apakah Kita Telah Merusak Tujuan Wisata Demi Sebuah Foto di Instagram?

Apakah Kita Telah Merusak Tujuan Wisata Demi Sebuah Foto di Instagram?
Apakah Kita Telah Merusak Tujuan Wisata Demi Sebuah Foto di Instagram?

Jika Anda pernah menunggu antrian bersama turis-turis atau berjalan di pantai yang sangat penuh sesak, artinya Anda pernah merasakan apa yang disebut dalam bahasa Inggris, 'overtourism'.

Istilah 'overtourism' atau pariwisata yang telalu membludak, kini telah terjadi di sejumlah tempat di seluruh dunia. Sampai-sampai sejumlah tempat kunjungan yang populer di Thailand dan Filipina ditutup. Belum lagi bentuk protes dari warga setempat, seperti yang terjadi di Venice dan Barcelona.

Tempat-tempat yang menjadi favorit warga Australia, seperti Bali, Byron Bay, dan sebagian Tasmania, juga mendapat tekanan dari jumlah pengunjung yang meningkat tajam.

"Masalahnya adalah kita semua berbondong-bondong datang ke tempat yang sama pada waktu yang bersamaan," ujar Justin Francis, Direktur Eksekutif lembaga Responsible Travel yang berbasis di Inggris.

Justin mengatakan yang juga menjadi bagian dari permasalahan adalah adanya perubahan dalam etos pariwisata, yakni di era jejaring sosial yang lebih penting adalah dimana Anda ingin terlihat oleh orang lain.

"Kita semua ingin foto yang ikonik di tempat-tempat yang ikonik," tambahnya.

Para pelancong juga berburu untuk datang ke tempat-tempat yang menjadi latar belakang film dan serial tv favorit mereka. Tren ini dikenal dengan istilah 'set jetting' dan orangnya disebut 'set jetter'.

Para 'set jetter' inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa kawasan perairan Maya Bay di pulau Phi Phi, Thailand ditutup. Tempat ini menjadi terkenal setelah menjadi latar belakang film 'The Beach' yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News