APBN 2009 Dirombak Total
Janjikan Stimulus Rp 50 T, Rapat Kabinet Pangkas Jadi Rp 27,5 T
Rabu, 14 Januari 2009 – 01:50 WIB

Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati
Perubahan cukup besar terlihat pada asusmi perhitungan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Dalam APBN 2009 semula kurs rupiah terhadap dolar diasumsikan Rp 9.400 per USD. Dalam rapat kabinet diputuskan kurs rupiah terhadap dolar Amerika diasumsikan menjadi Rp 11.000 per USD. Asumsi-asumsi lain yakni inflasi, suku bunga BI 3 bulan, maupun lifting minyak tidak berubah. Inflasi tetap pada asumsi 6,2 persen, SBI 3 bulan 7,5 persen, dan produksi minyak 960 ribu barel per hari.
Baca Juga:
Dengan perubahan asumsi makro tersebut, terang Ani, postur APBN mengalami perombakan signifikan. Penurunan harga BBM yang baru saja diumumkan SBY Senin (12/1) lalu otomatis mengubah asumsi penghitungan subsidi premium dan solar. Penghitungan asumsi subsidi BBM menggunakan harga baru yakni Rp 4.500 untuk premium dan solar.
Subsidi BBM dihitung berdasarkan harga ICP baru, kurs, dan harga jual BBM di dalam negeri. Kalau saat penyusunan APBN 2009 subsidi BBM diasumsikan Rp 57,6 triliun, kini diubah diperkirakan turun menjadi Rp Rp 24,5 triliun atau turun Rp 33,1 triliun.
Selain itu, pendapatan negara diperkirakan mengalami penurunan Rp 128 triliun. Pendapatan negara yang semula diasumsikan Rp 985,7 triliun diubah menjadi Rp 857,7 triliun. ’’Ini disebabkan pertumbuhan ekonomi lebih rendah, perubahan nilai tukar, dan beberapa insentif lain,’’ katanya.
JAKARTA – Perubahan cepat perekonomian global membuat beberapa asumsi ekonomi makro di Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) 2009
BERITA TERKAIT
- Nestle Dukung Pendidikan Nasional lewat Dancow Indonesia Cerdas
- Layanan Transfer Antarbank RTOL di JakOne Mobile Kembali Normal
- Harga Pangan Hari Ini Cukup Baik, Mak-Mak Pasti Senang
- LPCK Catat Pra-Penjualan Rp 323 Miliar di Awal 2025, Andalkan Hunian Terjangkau
- Bank Raya Bukukan Laba Bersih Rp 16,92 Miliar, Ini Penopangnya
- Al Hidayat Samsu MPR Sebut Rakyat Butuh Perlindungan Nyata di Tengah Gejolak Tarif AS