Arahkan Inflasi Sesuai Sasaran, BI Tahan Suku Bunga

Arahkan Inflasi Sesuai Sasaran, BI Tahan Suku Bunga
Arahkan Inflasi Sesuai Sasaran, BI Tahan Suku Bunga

jpnn.com - JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen. Begitu pula suku bunga lending facility dan deposit facility yang masing-masing tetap berada pada level 7,5 persen dan 5,75 persen.

Kebijakan tersebut dinilai masih konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju sasaran 4,5 persen plus minus 1 persen pada 2014. Serta, dapat menurunkan defisit transaksi berjalan di kisaran 3 persen akhir tahun.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan, pihaknya masih mengambil pilihan kebijakan moneter ketat kendati posisi inflasi sudah berada di bawah suku bunga acuan. Per April 2014, inflasi tahunan tercatat 7,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), atau menurun dibandingkan inflasi tahunan Maret 2014 sebesar 7,32 persen (yoy).

"Pengetatan ini terkait dengan inflasi, defisit transaksi berjalan, dan seberapa besar kita dapat mengendalikan kekuatan permintaan domestik. Pertumbuhan kita di atas 5 persen diapresiasi oleh internasional. Ini menujukkan upaya moderasi perkembangan ekonomi yang beberapa waktu lalu kencang cukup berhasil," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/5).

Chief Economist PT Bank Negara Indonesia Tbk Ryan Kiryanto mengatakan, kebijakan BI menahan suku bunga acuan 7,5 persen merupakan langkah yang tepat. Sebab, ekspektasi inflasi masih tinggi lantaran efek El Nino dan defisit transaksi berjalan yang masih besar.

"Keputusan tersebut juga konsisten dengan stance kebijakan moneter BI sepanjang tahun ini yang cenderung ketat karena targetnya stabilisasi ekonomi. Diharapkan, inflasi menurun dan defisit transaksi berjalan mengecil," terangnya.

Sementara itu, untuk ketiga kalinya BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi RI. Rapat dewan gubernur (RDG) memutuskan untuk merendahkan target akselerasi produk domestik bruto (PDB) ke level 5,1-5,5 persen. Koreksi ini paling utama dipicu oleh pelemahan data ekonomi, khususnya performa ekspor Indonesia.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, perlambatan ekspor barang tambang dan batu bara memang berdampak signifikan terhadap penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Padahal, ia menilai, sumber pertumbuhan lainnya cenderung lebih positif.

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen. Begitu pula suku bunga lending facility dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News