Arahkan Inflasi Sesuai Sasaran, BI Tahan Suku Bunga

"Domestic demand, investasi, dan spending pemerintah berjalan baik. Bahwa kondisi moneter ketat, memang membawa inflasi (tekanan harga) lebih yakin ke tingkat yang normal. Termasuk untuk menekan desifit transaksi berjalan," ungkapnya usai rapat dewan gubernur (RDG) BI, di Gedung BI, kemarin (8/5).
Sebelumnya, pada Januari 2014, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi berada di level 5,8-6,2 persen. Selang dua bulan, tepatnya Maret 2014, otoritas moneter merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi pada rentang 5,5-5,9 persen. Selanjutnya, per Mei 2014, BI mengoreksi kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi lebih rendah pada kisaran 5,1-5,5 persen.
Koreksi ini juga didasarkan oleh realisasi pertumbuhan ekonomi secara riil per kuartal pertama tahun ini yang melorot menjadi 5,21 persen, dari 5,72 persen pada kuartal empat 2013. Capaian pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan yang paling rendah sejak 2009 silam.
Selain mempertimbangkan kondisi ekspor komoditas yang belum pulih, kondisi current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan juga masih di kisaran 2,06 persen dari PDB, atau senilai USD 4,1 miliar. Terlebih lagi pada kuartal kedua tahun ini, Agus mengatakan, sedikit ada peningkatan CAD karena faktor musiman. Misalnya pembayaran kewajiban luar negeri yang tinggi, serta siklus perdangan.
"CAD ini jadi tantangan. Namun kita tunjukkan kalau kondisi lebih baik. Kalau pertumbuhan dikoreksi, betul-betul karena kinerja ekspor," tekannya.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo memerinci, semula pihaknya memperkirakan ekspor riil barang dan jasa tumbuh 8,1-8,5 persen. Sehingga, proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,5-5,9 persen.
"Namun setelah lihat pertumbuhan Tiongkok, faktor penurunan harga mineral, batu bara, dan karet, serta dampak temporer implementasi undang-undang Minerba, ekspor riil hanya tumbuh 1,5-1,9 persen tahun ini," paparnya.
Sebaliknya, pihaknya masih berharap pada permintaan domestik yang masih bertumbuh 5,1-5,5 persen. Atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,9-5,3 persen. "Untuk pertumbuhan investasi relatif sama, di kisaran 4,8-5,2 persen," ujarnya.(gal)
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen. Begitu pula suku bunga lending facility dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Program DEB Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa
- Siap-Siap Menangkan Emas 1 Kg, Badai Emas Pegadaian Hadir Lagi
- Rekam Jejak Unggul, Prijono Nugroho Dinilai Mampu Memimpin ActionCoach Asia-Pasifik
- PNM Tebar Beasiswa Bagi Anak Nasabah untuk Dorong Pengentasan Kemiskinan
- Srikandi PLN Indonesia Power Raih Anugerah Women’s Inspiration Awards 2025
- BRI Insurance Catat Laba Rp 702 Miliar di 2024, Tumbuh 45 Persen