ARB: Jangan Menakut-nakuti, Ini Berbeda dengan Krismon '98

ARB: Jangan Menakut-nakuti, Ini Berbeda dengan Krismon '98
Rupiah di antara dolar AS (USD) dan lira Turki (TRY). Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Aliansi Rakyat Bersatu (ARB) menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini berbeda dengan peristiwa 1998. Ketua ARB Syarifuddin mengatakan, krisis nilai tukar ini masih jauh dari bencana ekonomi dan moneter pada 1998 lalu.

"Jangan ada yang politisasi menakut-nakuti karena ini beda sekali dengan krismon 98," ungkap Syarifuddin dalam keterangan yang diterima, Sabtu (29/9).

Syarifuddin mengatakan, pelemahan rupiah saat ini seakan-akan berbahaya karena dibumbui oleh kubu yang menolak Jokowi. Dia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk tidak terpengaruh dengan politisasi pelemahan rupiah tersebut.

"Mari dukung kebijakan pemerintahan Jokowi - JK agar nilai tukar rupiah kembali menguat dan stop mempolitisasi dengan membuat gaduh suasana," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mengimbau kepada rakyat untuk turut andil dalam menyukseskan agenda Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dengan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh Indonesia.

"ARB siap menjadi ujung tombak untuk menyampaikan kebenaran kepada masyarakat demi menjaga kamtibmas agar kontestasi politik bisa berjalan aman tertib, lancar, demokratis tanpa menimbulkan kegaduhan, mengorbankan keberagaman, dan kebhinnekaan NKRI," jelasnya. (tan/jpnn)


Aliansi Rakyat Bersatu (ARB) menilai pelemahan nilai tukar rupiah kali ini masih sangat jauh dengan krismon 1998


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News