Arief Poyuono: Mungkin Jokowi Membaca Cuitan Netizen dan Masyarakat yang Salahkan Anies

Arief Poyuono: Mungkin Jokowi Membaca Cuitan Netizen dan Masyarakat yang Salahkan Anies
Presiden Jokowi blusukan ke Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (3/1). Foto: BPMI Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengomentari blusukan dadakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Waduk Pluit, Jakarta Utara pada Jumat (3/1).

Diketahui, Selain itu, hujan turun dalam waktu yang lama dari biasanya. Kondisi ini membuat debit air yang masuk ibu kota jauh lebih banyak sehingga pompa air yang terpasang untuk nyedot air untuk dibuang ke laut tidak cukup kapasitasnya.

"Ini mungkin Presiden Joko Widodo membaca banyak cuitan netizen dan protes masyarakat yang tendensius menyalahkan Gubernur Anies Baswedan. Nah, sekarang sudah dibuktikan sendiri bahwa semua alat pencegahan banjir seperti pompa air di Pluit semua beroperasi," ucap Arief kepada jpnn.com, Sabtu (4/1).

Oleh karena itu, lanjut ketua umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu ini, bisa disimpulkan bahwa penyebab banjir di DKI Jakarta maupun daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, karena hujan yang ekstrem dan merata.

Lebih jauh, suami Fransiska Putri Ayu ini berharap Presiden Jokowi tidak hanya mengecek kondisi Waduk Pluit yang pengelolaannya berada di bawah Pemprov DKI, tetapi juga melihat bagaimana pekerjaan normalisasi Kali Ciliwung yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.

"Semoga presiden juga melihat normalisasi Ciliwung yang baru 16 km yang jadi sasaran tembak oleh menteri PUPR kepada Anies Baswedan saat Jakarta banjir. Normalisasi Ciliwung sekalipun sudah 33 km, kalau hujannya ekstrem dan lama di daerah penyangga, Jakarta tetap saja banjir," tutur Arief.

Pihaknya justru menyoroti kinerja Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang sudah 5 tahun membangun dua bendungan di Ciawi dan Sukamahi, tapi tidak kunjung selesai. Hal itu menurutnya juga menjadi penyebab air dari luar Jakarta masuk sangat besar.

Pria kelahiran Jakarta ini juga menanggapi pernyataan Basuki soal kendala normalisasi Ciliwung sepanjang 17 km karena Pemprov DKI Jakarta belum membebaskan lahannya dari masyarakat.

"Pembebasan lahan itu bukan salah dari Pemprov DKI yang dipimpin oleh Anies Baswedan selama ini, tapi juga kendala anggaran normalisasi Ciliwung yang tidak dianggarkan lagi oleh gubernur sebelum Anies," ucap mantan pekerja PT Merpati Nusantara ini.(fat/jpnn)

Selain itu, hujan turun dalam waktu yang lama dari biasanya. Kondisi ini membuat debit air yang masuk ibu kota jauh lebih banyak sehingga pompa air yang terpasang untuk nyedot air untuk dibuang ke laut tidak cukup kapasitasnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News