Armenia Tidak Butuh Bantuan Tentara Asing untuk Menghabisi Azerbaijan

Armenia Tidak Butuh Bantuan Tentara Asing untuk Menghabisi Azerbaijan
Armenia dan Azerbaijan di ambang perang terbuka terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh. Foto: ANTARA/Melik Baghdasaryan/Photolure via REUTERS/tm

jpnn.com, YEREVAN - Bentrok antara pasukan Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh memasuki hari keempat, Rabu (30/9). Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menegaskan bahwa pihaknya belum membutuhkan bantuan pasukan dari negara lain.

Sejak kedua negara itu menyepakati gencatan senjata pada 1994, bentrok minggu ini jadi pertempuran paling parah antara pasukan Armenia dan Azerbaijan.

Warga Nagorno-Karabakh yang mayoritas penduduknya beretnis Armenia serta Azerbaijan mengatakan serangan datang dari dua arah di sepanjang perbatasan.

Pertempuran telah meluas dan melewati wilayah perbatasan sehingga dua negara bekas Uni Soviet itu berpotensi berperang.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan ia masih belum memikirkan perlunya bantuan asing, meskipun ada perjanjian keamanan pasca Uni Soviet bubar. Walaupun demikian, ia tidak menutup kemungkinan bantuan itu akan diperlukan nantinya.

PM Pashinyan sempat berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat sambungan telepon, Selasa.

“Armenia akan menjamin keamanan dalam negeri, baik dengan atau tanpa bantuan Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO),” kata Pashinyan sebagaimana dikutip oleh sejumlah kantor berita Rusia.

Pashinyan mengatakan ia dan Putin tidak membahas kemungkinan intervensi pasukan Rusia untuk meredakan konflik di Nagorno-Karabakh.

Warga Nagorno-Karabakh yang mayoritas penduduknya beretnis Armenia serta Azerbaijan mengatakan serangan datang dari dua arah di sepanjang perbatasan.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News