ART Bicara Puja-Puji untuk Jokowi & Lengsernya Soeharto

ART Bicara Puja-Puji untuk Jokowi & Lengsernya Soeharto
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha (ART) mengomentari pertemuan Presiden Jokowi dengan elite partai politik koalisi pendukung pemerintah di Istana Negara Jakarta, Rabu (25/8) lalu.

Dalam keterangan tertulisnya yang diterima JPNN.com, Rachman menyebut di pertemuan dengan tujuh ketua umum dan sekjen parpol itu para elite partai koalisi membanjiri Jokowi dengan puja-puji.

"Bahwa mereka menilai Jokowi berhasil dalam penanganan situasi pandemi, sah-sah saja. Tetapi ketika itu dilakukan dalam sebuah pertemuan di Istana, maka beda lagi tafsirannya," kata Abdul Rachman Thaha dikutip dari keterangannya, Jumat (3/9).

Dia mengatakan ketika di Istana, Jokowi merupakan presiden untuk semua pihak dan semua parpol termasuk yang beroposisi terhadap pemerintah.

Dengan status sebagai presiden bagi semua itu, katanya, seharusnya bukan hanya parpol pendukung saja yang semestinya diundang ke Istana, tetapi juga partai oposisi. Konsekuensinya, Jokowi sebagai presiden sepantasnya tidak hanya menyediakan waktu secara khusus bagi puja-puji.

"Waktu khusus bagi kritik tajam pun sewajarnya diadakan pula, dan Jokowi selaku presiden juga bagi kalangan oposisi harus mau menyimaknya. Lakukan itu di Istana," tutur senator yang beken disapa dengan inisial ART itu.

Menurut Rachman, lain ceritanya ketika pertemuan perayaan itu diselenggarakan di kedai kopi, di penginapan, atau di lapangan terbuka, Jokowi boleh-boleh saja cuma mengundang parpol pendukungnya saja.

Oleh karena itu, dia memandang pertemuan dan pesta puja-puji di Istana itu sebagai wujud tidak proporsionalnya para elite koalisi dalam memosisikan diri.

Abdul Rachman Thaha (ART) komentari puja-puji elite parpol koalisi kepada Jokowi yang mengingatkannya pada masa jelang lengsernya Soeharto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News