Special Public Lecture UICI
Artificial Intelligence Bakal Tentukan Masa Depan Dunia
“Kita fokus kepada 4 wilayah, yaitu etika dan kajian kebijakan AI, Infastruktur dan Data AI, Pengembangan talenta AI, dan Riset dan Inovasi industry AI. Ini adalah fondasi dasar pemanfaatan AI menuju terwujudnya visi Indonesia Emas 2045,” kata Hammam.
Houssain Kettani yang menjadi narasumber pertama dalam kesempatan itu terlebih dahulu memaparkan tantangan dunia modern untuk pendidikan.
Dia menjelaskan proses belajar mengajar di pendidikan tinggi terus berevolusi, dari penyampaian secara oral oleh seorang dosen hingga dimulainya pendidikan secara online.
“Pendidikan online ini menemui tantangannya, yaitu diantaranya soal kerahasiaan; integritas, bagaimana anda mengetahui seorang mahasiswa benar-benar mengikuti pembelajaran; ketersediaan jaringan internet; dan kualitas pendidikan,” kata Houssain.
Houssain menyampaikan pandemi Covid-19 turut mendorong masyarakat untuk menggunakan infrastruktur siber. Hal itu kemudian meninggalkan masalah terkait dengan keamanan data.
Oleh karena itu, kesadaran siber menjadi hal penting untuk dapat melindungi masyarakat dari kejahatan siber.
Implementasi AI Dalam Proses Pembelajaran di UICI
Sementara itu Jaswar Koto menjelaskan implementasi AI dalam proses pembelajaran di UICI. Ia mengungkapkan UICI mengembangkan platform AI DSTLS (digital simulator teaching learning system).
Penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam kehidupan sehari-hari kini makin meningkat.
- Universitas Indonesia & Yandex Berkolaborasi, Bahas soal Masa Depan AI
- Vietnam Dinilai Berpotensi Jadi Naga AI Asia Tenggara
- Kembangkan Desain Data Center Berbasis AI, Schneider Electric Gandeng NVIDIA
- Berkinerja Baik, MITG Raih Penghargaan Internasional dari SenseTime
- Catatan Ketua MPR: Tentang Transformasi Orang Muda Merespons Perubahan Dunia Kerja
- Hadiri Pertemuan Tingkat Tinggi di Swiss, Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi Sampaikan Hal Ini