AS dan Kuba Akhiri Perang Dingin

”Sebaiknya Washington segera mengakhiri embargo perdagangan yang telah menciptakan bencana ekonomi dan masalah kemanusiaan dalam masyarakat kami,” tegas Castro.
Di Washington, Obama menyambut baik usul tokoh 83 tahun itu. Dia mengakui bahwa embargo AS atas Kuba tidak terbukti efektif mengikis paham komunis di negara tersebut.
Obama berjanji menyampaikan masukan Castro itu kepada Kongres AS. Jika memang tidak ada keuntungannya, dia meminta kongres mencabut embargo yang justru mempersubur paham anti-AS di Kuba tersebut.
”Kami akan segera mengakhiri kebijakan-kebijakan yang telah terbukti tidak efektif selama lima dekade terakhir ini,” ungkapnya.
Sebelum Obama dan Castro mendeklarasikan kesepakatan mengejutkan mereka, AS dan Kuba telah meneken perjanjian tentang pertukaran tahanan politik (tapol). Havana sepakat membebaskan belasan tapol asal AS yang dijerat dengan Undang-Undang Antispionase. Termasuk Alan Gross yang sudah mendekam di penjara selama 20 tahun. Sebaliknya, AS membebaskan tiga mata-mata asal Kuba.
”Departemen Luar Negeri AS juga akan meninjau ulang keputusan untuk melabeli Kuba sebagai salah satu negara pendukung terorisme,” imbuh Obama.
Tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam waktu dekat Kuba akan lenyap dari daftar hitam tersebut. Kemarin (18/12) masyarakat global menyambut positif keputusan AS dan Kuba itu. (AP/AFP/BBC/hep/c11/ami)
WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) dan Kuba mengambil keputusan besar. Rabu waktu setempat (17/12) Presiden AS Barack Obama dan Presiden Kuba
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Keluarga Diktator Filipina Ferdinand Marcos Dilaporkan Terkait Transaksi Emas 350 Ton
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah