AS dan Kuba Akhiri Perang Dingin

AS dan Kuba Akhiri Perang Dingin
Fidel Castro (kiri) yang saat itu masih presiden Kuba, dan adiknya, Menhan Raul Castro, dalam acara di parlemen di Havana, Kuba, pada 31 Juli 2004. Foto: Cristobal Herrera/AFP Photo

”Sebaiknya Washington segera mengakhiri embargo perdagangan yang telah menciptakan bencana ekonomi dan masalah kemanusiaan dalam masyarakat kami,” tegas Castro.

Di Washington, Obama menyambut baik usul tokoh 83 tahun itu. Dia mengakui bahwa embargo AS atas Kuba tidak terbukti efektif mengikis paham komunis di negara tersebut.

Obama berjanji menyampaikan masukan Castro itu kepada Kongres AS. Jika memang tidak ada keuntungannya, dia meminta kongres mencabut embargo yang justru mempersubur paham anti-AS di Kuba tersebut.

”Kami akan segera mengakhiri kebijakan-kebijakan yang telah terbukti tidak efektif selama lima dekade terakhir ini,” ungkapnya.

Sebelum Obama dan Castro mendeklarasikan kesepakatan mengejutkan mereka, AS dan Kuba telah meneken perjanjian tentang pertukaran tahanan politik (tapol). Havana sepakat membebaskan belasan tapol asal AS yang dijerat dengan Undang-Undang Antispionase. Termasuk Alan Gross yang sudah mendekam di penjara selama 20 tahun. Sebaliknya, AS membebaskan tiga mata-mata asal Kuba.

”Departemen Luar Negeri AS juga akan meninjau ulang keputusan untuk melabeli Kuba sebagai salah satu negara pendukung terorisme,” imbuh Obama.

Tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam waktu dekat Kuba akan lenyap dari daftar hitam tersebut. Kemarin (18/12) masyarakat global menyambut positif keputusan AS dan Kuba itu. (AP/AFP/BBC/hep/c11/ami)

 


Berita Selanjutnya:
Jepang Tarik Bra Berbahaya

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) dan Kuba mengambil keputusan besar. Rabu waktu setempat (17/12) Presiden AS Barack Obama dan Presiden Kuba


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News