AS Pegang Bukti Tanker Iran Suplai Minyak ke Suriah
jpnn.com - Amerika Serikat memilik bukti bahwa tanker Iran Adrian Darya 1 mengirim minyak mentah mereka ke pemerintah Suriah, melanggar jaminan untuk tidak menjual minyak mentah ke negara itu, menurut Departemen Luar Negeri AS, Kamis.
Pasukan komando Inggris pada 4 Juli menyita tanker, yang sebelumnya bernama Grace 1, karena diduga melanggar sanksi Uni Eropa dengan mengirim minyak ke Suriah. Gibraltar kemudian membebaskan tanker itu pada 15 Agustus setelah mendapat jaminan secara tertulis dari Iran bahwa pihaknya tidak akan memindahkan 2,1 juta barel minyak ke Suriah.
Kementerian Luar Negeri Inggris, Selasa, melaporkan tanker Iran telah menjual minyak mentahnya ke pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad, dengan melanggar jaminan, dan bahwa minyak telah dikirim ke Suriah.
Utusan Iran untuk Inggris, yang dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Inggris atas masalah itu, pada Rabu mengaku kargo minyak Adrian Darya 1 dijual di laut ke salah satu perusahaan swasta. Ia membantah Teheran melanggar jaminannya sendiri. Ia juga mengatakan pembeli minyak swasta "menentukan tujuan penjualan."
Ditanya apakah Amerika Serikat memiliki bukti tanker itu menurunkan minyak mentah ke Suriah, juru bicara Departemen Luar Negeri, Morgan Ortagus mengatakan kepada awak media: "Ya ... rezim Iran mengirim minyak ke Suriah dan bahan bakar itu langsung masuk ke tank pasukan yang membantai warga Suriah yang tak bersalah."
Ditanyai lebih spesifik apakah Washington mempunyai bukti seperti pemindahan minyak dari Adrian Darya 1, Ortagus menambahkan: "Saya tidak akan berbicara itu jika kami tidak melakukannya."
Pada Selasa Departemen Luar Negeri berhenti sejenak mengkonfirmasi apakah Iran menjual minyak ke pemerintah Bashar, namun secara tegas memberi kesan itu telah terjadi. (ant/dil/jpnn)
Amerika Serikat memilik bukti bahwa tanker Iran Adrian Darya 1 mengirim minyak mentah mereka ke pemerintah Suriah, melanggar jaminan untuk tidak menjual minyak mentah ke negara itu
Redaktur & Reporter : Adil
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Resmi! Tetangga Amerika Serikat Ini Akui Kedaulatan Negara Palestina
- Sebut BI Fast Punya Kelemahan, Deni Daruri Sarankan Belajar dari AS
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- DBL Camp 2024 Hadir di Jakarta, Ratusan Pelajar Berebut 12 Tiket ke Amerika Serikat
- Belanja Militer Dunia Nyaris Tembus Rp 40 Kuadriliun, 3 Negara Ini Paling Boros