Asosiasi Pemkab Pertanyakan Rencana Kemendag Mengimpor Beras

Asosiasi Pemkab Pertanyakan Rencana Kemendag Mengimpor Beras
Bupati Tanah Bumbu Mardani Maming (kemeja putih) dalam panen raya di daerahnya. Foto: Radar Banjarmasin/JPG

Mardani pun mengenang ketika pemerintah di era Presiden Soeharto menggulirkan program lahan 1 juta hektare untuk pertanian padi di Pulau Kalimantan. Namun, program itu justru terbengkalai seiring berakhirnya kepemimpinan Presidne Soeharto 20 tahun silam.

“Program lahan sejuta hektare untuk tanam padi itu akhirnya tidak tergarap lagi. Sayangnya saat itu, Kalimantan justru tidak mempersiapkan program tersebut, sehingga akhirnya negara-negara tetangga seperti Filipina dan Thailand yang menyuplai beras untuk kita,” tegasnya.

Menurut Mardani, banyak petani Indonesia yang sebenarnya ingin menyuplai beras untuk dalam negeri. Bila perlu justru Indonesia mengeskpor beras ke negara lain.

Untuk itu, katanya, Kabupaten Tanah Bumbu yang dipimpinnya sangat siap menjadi lumbung padi nasional. Pemkab Tanah Bumbu sudah memulai upaya itu.

“Saat ini, petani di Tanah Bumbu, hanya mendapatkan pupuk rata-rata 3-4 ton. Kami sudah mencoba untuk mendapatkan bibit dan memberikan pupuk tanaman dengan benar. Kami sudah buktikan di Tanah Bumbu bisa panen sampai tujuh ton, asal bibitnya jelas dan pupuknya pun datang tepat waktu,” pungkasnya.(dms/jpg/JPC)


Rencana Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengimpor 500 ribu ton beras mendapat reaksi penolakan dari Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News