Atap Ruang Guru SDN Ditutup Terpal

Atap Ruang Guru SDN Ditutup Terpal
Ruang guru SDN 5 Gendingan ditutupi dengan terpal. Foto: Loditya Fernandez/Radar Ngawi

Mengingat dua pohon jati itu berada di lahan yang sama dengan pohon jati yang tumbang pada Rabu (14/3) lalu. Surat tersebut dibubuhi tandatangan beberapa warga lainnya yang rumahnya rawan tertimpa pohon. ‘’ Kondisinya juga membahayakan, ’’ imbuhnya.

Kepala Sub Seksi Komunikasi Perusahaan (KSSKP) Perhutani KPH Ngawi Sugiono, mengatakan tiga pihak ikut bertanggung jawab dalam memperbaiki atap bangunan ruang guru.

Mereka yakni perhutani Ngawi, lembaga masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan warga pemilik lahan.

‘’Bibitnya dari perhutani yang nanam LMDH, tapi memang di PKS (Perjanjian Kerja Sama, Red) ada tiga pihak yang terlibat, ’’ katanya.

Sugiono mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan LMDH dan pemilik lahan lokasi penamanan pohon jati. Itu dilakukan untuk membicarakan ganti rugi kerusakan bangunan SDN 5 Gendingan.

Hanya saja opsi kesepakatan belum lahir, kendati muncul wacana ketiga pihak diminta urunan. ‘’ Masih dipelajari disesuaikan dengan asal-usul dan perjanjiannya, ’’ tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, angin puting beliung menerjang Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Ngawi sekitar pukul 17.30, Rabu (14/3).

Kejadian tersebut membuat dua rumah dan satu bangunan sekolah rusak di bangian atap. Itu setelah atap bangunan tertimpa pohon yang tumbang usai diterjang angin putting beliung.

Perbaikan ruang guru SDN 5 Gendingan, Widodaren, menunggu kesepakatan tiga pihak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News