ATM Ngadat Berangsur Pulih

ATM Ngadat Berangsur Pulih
Antrean di ATM. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

”Kabel memang lebih stabil, tapi tentu tidak praktis jika kita bicara soal jangkauan sampai ke daerah-daerah dan titik yang sangat banyak,” ujar Heru.

Menurut Heru, satelit umum dipakai perbankan khususnya untuk fasilitas ATM karena keunggulannya.

”Satelit bisa mengirimkan sinyal ke mana saja, transmisi juga lebih mudah tinggal pasang parabola. Untuk di wilayah terpencil memang yang paling mungkin digunakan,” tambah Heru.

Berkaca pada masalah Telkom 1, Heru menyatakan pentingnya sebuah perusahaan pemilik satelit untuk memahami durasi misi dari satelit yang beroperasi.

”Para pembuat satelit tentu sudah memerkirakan masa efektif satelit. Misalnya Telkom 1 yang ditetapkan 15 tahun. Kalau di atas itu pasti rentan ada masalah,” urainya.

Mengganti satelit sesuai durasi misi, akan lebih efektif dibandingkan harus menanggulangi gangguan seperti yang dialami Telkom 1.

Sebab, kerugian yang ditimbulkan tak hanya materiil, tapi juga waktu dan aktivitas operasional. Heru menganggap Indonesia selama ini kurang serius dalam berinvestasi di bidang satelit.

”Seharusnya dihitung secara akurat berapa kebutuhan real satelit, siapa yang sudah provide dan butuh kapasitas berapa. Sekarang ini kita masih punya slot orbit. Kebutuhan ke depan sepertinya adalah satelit yang memiliki transponder lebih besar. Memang selama ini pengembangan broadband masih berfokus pada basis fiber optik dan seluler. Namun kebutuhan satelit juga patut diperhatikan,” pungkas Heru.

ATM yang ngadat gara-gara gangguan satelit Telkom 1 kini mulai pindah jaringan ke satelit lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News