Australia Bakal Menggelar Referendum di Bulan Oktober Mendatang
Kelompok 'Yes' mengatakan lembaga ini akan menggabungkan simbolisme pengakuan dengan tindakan nyata dalam bentuk badan penasehat.
Kelompok-kelompok yang berbeda sudah bekerja sama agar bisa mendapat dukungan 'Yes' pada referendum. Banyak warga yang terlibat dalam kampanye ini bekerja selama bertahun-tahun untuk mencoba mendapatkan pengakuan masyarakat Pribumi dalam agenda nasional.
Salah satunya adalah Dialog Uluru, kelompok warga yang mengagas 'Uluru Statement from the Heart' yang mengusulkan adanya 'Voice, Treaty, Truth'. Juru bicaranya termasuk Profesor Megan Davis, Aunty Pat Anderson dan Noel Pearson.
Ada juga tim kampanye resmi Yes23 dari pemerintah federal yang dipimpin oleh Perdana Menteri Anthony Albanese, dan seluruh pemerintahan negara bagian.
Kelompok yang mendukung 'Yes' juga sudah mengumpulkan ribuan relawan di seluruh negeri, yang sudah melakukan doorknocking ke rumah-rumah warga, menggelar pertemuan dengan warga, serta acara komunitas lainnya, dengan didukung berbagai organisasi ternama di Australia seperti asosiasi footy AFL, asosiasi rugby NRL, maskapi penerbangan QANTAS , perusahaan telekomunikasi Telstra dan Bank Commonwealth.
Mereka yang memilih 'No'
Mereka yang berkampanye 'No' mendapat dukungan dari kelompok lobi konservatif Advance di bawah bendera "Australian for Unity", didukung oleh juru bicara Warren Mundine dan juru bicara oposisi untuk Masyarakat Pribumi Australia, yakni Jacinta Nampijinpa Price.
Pendukung utama 'No' lainnya termasuk pemimpin oposisi, seperti pemimpin Partai Liberal Peter Dutton dan pemimpin Partai Nasional David Littleproud.
Peter mengatakan ia akan mendukung undang-undang yang mengakui penduduk asli Australia, namun mendukung kelompok yang ingin membentuk badan penasehat untuk dimasukkan ke dalam konstitusi.
Australia memutuskan 14 Oktober sebagai hari referendum, ketika warganya akan memilih 'Yes' atau 'No' untuk memiliki lembaga 'Voice' bagi Penduduk Pribumi Aborigin dan Selat Torres, yang akan tertuang juga dalam konstitusi mereka
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara