Australia Berupaya Perbaiki Sektor Pariwisata yang Merugi Ratusan Miliar Dolar Akibat Pandemi

Kepala eksekutif dari Tourism Tropical North Queensland, Mark Olsen, mengatakan sebelum pandemi kawasan tersebut mempekerjakan lebih dari 15 ribu orang.
Namun dengan tidak adanya lagi bantuan skema 'Jobkeeper' Pemerintah Australia untuk menanggung gaji pekerja selama pandemi, banyak di antaranya yang terpaksa keluar dari industri pariwisata.
"Tanpa kunjungan internasional, kita kehilangan sekitar 9.000 karyawan dalam 22 bulan terakhir," kata Mark.
"Awalnya adalah pekerja yang berada di garis depan, pekerja casual dan part-time, tapi karena pandemi berlanjut, kita mulai kehilangan pekerja dengan keterampilan tinggi."
"Kita banyak kehilangan [pemandu] terampil dan berpengalaman di kawasan yang telah menjadi salah satu tujuan wisata paling sukses dalam 30 tahun terakhir."
Tapi sejak akhir pekan kemarin, syarat karantina bagi pelaku perjalanan internasional ke Queensland telah dihapuskan.
Hal ini diharapkan dapat membantu industri wisata di Queensland, bahkan sektor lainnya seperti industri pendidikan.
Seperti diakui oleh Simon Craft, yang berharap perubahan ini akan berdampak besar bagi sekolah kursus Inggris miliknya, Inforum Education.
Dengan ketergantungan besar terhadap turis asing, industri pariwisata Australia sangat terpukul dengan kebijakan penutupan perbatasannya
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025