Australia Berupaya Perbaiki Sektor Pariwisata yang Merugi Ratusan Miliar Dolar Akibat Pandemi

Sebelumnya, saat Australia mengumumkan penutupan perbatasan di bulan Maret 2020, Simon masih memiliki 300 pelajar internasional dengan 35 karyawan.
Tapi pada April 2021, ia hanya mampu mempertahankan enam karyawan tanpa satu pun pelajar.
"Tapi saya berharap dalam waktu enam sampai delapan bulan ke depan, kita bisa mendapatkannya kembali," kata Simon, yang juga mendengar mulai kembalinya pelajar di sekolah bahasa Inggris di Sydney dan Melbourne.
Kepala eksekutif dari Destination Gold Coast, Patricia O’Callaghan berharap dengan pelonggaran syarat perjalanan ke Australia, mereka akan kembali fokus kepada pasar internasional, terutama 'backpacker'.
Terlebih Tourism Australia akan membuat kampanye dengan target ‘backpacker’ dengan anggaran mencapai AU$3 juta.
"Keberadaan backpacker berdampak sangat besar bagi dunia tenaga kerja di Gold Coast, kita kehilangan mereka. Saat kita mulai pulih, keberadaan mereka akan menjadi penting bagi pertumbuhan ekonomi di pasaran internasional."
Laporan tambahan Kristy Sexton-McGrath dan Dominic Cansdale
Diproduksi oleh Erwin Renaldi
Dengan ketergantungan besar terhadap turis asing, industri pariwisata Australia sangat terpukul dengan kebijakan penutupan perbatasannya
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025