Australia Masih Membutuhkan Banyak Pekerja Asing

Australia Masih Membutuhkan Banyak Pekerja Asing
Pemilik salon The Barberhood  di Sydney Renee Baltov mengatakan sulit sekali menemukan pekerja baru saat ini. (ABC News: Daniel Irvine)

Selama delapan bulan terakhir, perekonomian Australia terganggu karena varian Delta dan juga varian Omicron.

Namun, tampaknya pasar tenaga kerja Australia berhasil melewati semua itu.

Januari 2022 merupakan bulan paling terpengaruh gelombang Omicron sejauh ini, saat jutaan jam kerja tidak terisi karena pekerja yang sakit dan mereka yang menjadi kontak erat kasus positif harus menjalani isolasi.

Meski demikian, bulan lalu tetap terjadi pertumbuhan lapangan kerja setelah data menunjukkan 12.900 orang mendapatkan pekerjaan baru.

Jumlah pengangguran juga meningkat sebanyak 5.600 orang, sementara keseluruhan tingkat pengangguran di Australia tercatat 4,2 persen, yang merupakan angka terendah selama 13 tahun terakhir.

Kebutuhan akan tenaga kerja tetap tinggi meski ada masalah yang dihadapi dengan masih tingginya Omicron yang masih terus menjangkit di kalangan masyarakat.

Sulitnya mencari tenaga kerja saat ini dialami berbagai industri, termasuk industri yang dijalani oleh Renee Baltov.

"Industri saya sudah mengalami kekurangan tenaga kerja yang signifikan  dan tentu saja dengan ditutupnya perbatasan, dampaknya adalah tidak ada yang bisa bekerja selain mereka yang sudah bekerja saat ini.

Menurut para ekonom, Australia sudah berhasil mengatasi gelombang penularan kasus varian Omicron selama beberapa bulan terakhir dan sekarang perekonomian membutuhkan banyak pekerja

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News