Australia Setop Pengembangan Vaksin COVID-19 Gegara Ada Kasus HIV

Australia Setop Pengembangan Vaksin COVID-19 Gegara Ada Kasus HIV
Dr Russell Basser dari CSL mengatakan penghentian pengembangan vaksin COVID-19 oleh Universitas Queensland dan CSL merupakan keputusan yang sangat berat. (ABC News: Patrick Stone))

"Pemodelan saat itu menganggapnya sebagai risiko teoretis yang sangat minim. Makanya partisipan diberitahu tentang risiko itu," jelasnya.

Namun Profesor Brendan menegaskan kepercayaan publik terhadap vaksin apapun merupakan faktor penting untuk mendapatkan persetujuan orang untuk disuntik.

Phil menjelaskan telah dberi dua kali suntikan saat ujicoba.

"Saya memang mengalami beberapa efek samping setelah diberi dosis kedua," katanya.

"Saya ingat bangun untuk jogging pagi itu di sepanjang Sungai Brisbane dan saya merasa sangat lemas," ujarnya.

Sudah diantisipasi

Menanggapi pembatalan vaksin CSL-UQ ini, Menkes Australia Greg Hunt mengatakan pihaknya sudah mengantisipasinya.

Ia berkata, dalam semua kontrak pembelian vaksin COVID-19, pihaknya sudah mempertimbangkan potensi pembatalan serta kemungkinan menambah jumlah pesanan.

"Jadi, misalnya, kami menambah pembelian vaksin buatan AstraZeneca sebanyak 20 juta unit dari yang direncanakan dalam kontrak," kata Menkes Hunt.

Pengembangan vaksin COVID-19 oleh University of Queensland (UQ) dan CSL dihentikan hari Jumat ini (11/12), setelah ditemukan reaksi positif HIV pada partisipan uji coba

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News