Awalnya, Ada yang Takut Kesetrum

Awalnya, Ada yang Takut Kesetrum
Awalnya, Ada yang Takut Kesetrum
E_VOTING  di Jembrana untuk kali pertama dilaksanakan dalam pemilihan kepala dusun di Pasatan, Desa Pohsanten, pada 14 April 2009. Saat itu butuh empat kali simulasi untuk bisa meyakinkan panitia dan dua calon yang berkompetisi mengenai keakuratan e-voting."Mereka sempat curiga nanti direkayasa. Makanya, simulasi diulang hingga empat kali sampai mereka benar-benar yakin. Jadi, semua panitia dan calon disuruh memilih, lalu dicocokkan hasilnya. Akhirnya, mereka percaya," tutur S. Tyas Winarti, Kabid Humas Pemkab Jembrana, di kantornya, Jumat sore pekan lalu (9/4). Sampai sekarang sudah 62 dusun di Jembrana yang pemilihan kepala dusunnya dilakukan dengan e-voting.

Masyarakat yang ditemui Jawa Pos mengaku cara ini memang lebih cepat dan efektif. Secara teknis juga mudah. Awalnya tak sedikit yang khawatir, karena tidak familier dengan perangkat komputer. "Ada yang sewaktu mau memilih sampai gemetaran, karena takut tersetrum," cerita Tyas.Ni Wayan Deni, warga Lingkungan Satria (selevel dusun), Kelurahan Pendem, saat ditemui di rumahnya di Jalan Rajawali juga punya cerita. "Saya mencoleknya (menyentuh touch screen, Red) dengan lembut, takut rusak," akunya, polos.

Meski begitu, nenek berusia 60 tahun itu mengaku tidak menghadapi kesulitan. Bahkan, dia senang karena tidak perlu membuka-buka kertas surat suara dan bisa cepat pulang. "Pokoknya gampang dan cepat," ujarnya.Kepala Lingkungan Satria I Ketut Parwata mengatakan, kebanyakan orang, terutama yang sudah berusia lanjut, awalnya memang mengira e-voting ini rumit. "Setelah dicoba, akhirnya tahu juga, tinggal sentuh ya sudah," katanya.

Parwata terpilih dalam pemilihan kepala lingkungan pada 26 Januari 2010 lalu. Ada tiga calon yang bersaing, yakni I Made Sudharta, I Made Adnyana, dan Parwata. Dari 2.381 pemilih yang terdaftar di DPT, angka golput memang cukup tinggi, yakni mencapai 1.290 orang. "Memang biasanya seperti itu," terangnya.

Parwata menuturkan, sewaktu pemilihan berlangsung, tak sedikit warga yang masih menaruh curiga dengan e-voting. Warga takut pilihan mereka dimanipulasi. Jadi, memilih calon A, namun suara jatuh ke calon C. Bukan hanya itu, ada juga sejumlah warga yang mencoba menguji keakuratan e ?voting. Mereka ingin tahu apakah bisa memilih dua atau tiga calon sekaligus.

E_VOTING  di Jembrana untuk kali pertama dilaksanakan dalam pemilihan kepala dusun di Pasatan, Desa Pohsanten, pada 14 April 2009. Saat itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News