Awalnya Ketakutan dan Dicemburui Anak, Kini Berbuah Penghargaan

Awalnya Ketakutan dan Dicemburui Anak, Kini Berbuah Penghargaan
aiptu nanik. foto: boy/jpnn

Sekali mediasi, gagal. Dua kali mediasi juga tak membuahkan hasil. "Sampai tiga kali baru diizinkan," tambah Nanik.

Setelah berhasil membujuk keluarga, para korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Jiwa untuk mendapatkan pertolongan. "Sebelumnya sudah pernah ke rumah sakit, tapi tidak ada tindaklanjutnya," ujarnya.

Hingga kini, sudah ada 17 orang yang berhasil ditangani. Mereka sudah dibebaskan dari pemasungan. "Yang sembuh total dan dikembalikan ke masyarakat sudah dua orang," kata Nanik yang sudah tiga tahun jadi Bhabinkamtibmas itu.

Namun, tugas Nanik tak berhenti sampai di situ. Dia juga harus tetap melakukan pemantauan terhadap korban yang sudah kembali ke masyarakat. Salah satunya ialah membujuk korban untuk mengonsumsi obat. "Kalau tidak diperhatikan, akan kembali gila," jelas Nanik.

Bagi yang belum kembali ke masyarakat, mereka masih ditempatkan di panti rehabilitasi. Harapannya, mereka bisa kembali bergaul dengan masyarakat nantinya. "Terpenting bisa bebas dari pemasungan," kata ibu tiga orang anak ini.

Kebanyakan, para korban pemasungan terlilit kasus ekonomi. Namun, ada pula yang didera masalah lain. Nanik mengakui, langkah yang dilakukannya tidaklah semudah membalik telapak tangan.

"Iya, awalnya takut. Tapi, orang seperti mereka (korban) punya hati dan perasaan dan bisa diajak bicara," kata Nanik.

Nanik pun dituntut memiliki kesabaran ekstratinggi saat menjalankan tugas mulianya itu. Pendekatan dan komunikasi yang baik menjadi kunci Nanik untuk merayu keluarga korban

Tidak mudah berurusan dengan orang yang dipasung. Sebab, pemasungan selama ini lekat dengan anggapan kondisi kejiwaan yang terguncang. Tapi, hal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News