Baasyir Ngotot Negara Islam

Masdar Pilih Pluralisme

Baasyir Ngotot Negara Islam
KEBERAGAMAAN: (Dari kiri) Ketua MMI Abu Bakar Baasyir, Romo Mudji Sutrisno, dan Rektor Universitas Paramadina Anies R. Baswedan saat Refleksi Akhir tahun tentang keberagamaan di Indonesia, di gedung PB NU, Rabu (17/12). Foto : TOMY C. GUTOMO/JAWA POS
Karena itu, dia berpendapat, gagasan negara Islam justru tidak sesuai untuk kultur Indonesia. ''Kalau mau negara Islam, harus dirumuskan dulu konsepnya yang bisa mewadahi segala gerak masyarakat kita,'' tegasnya.

Anies Baswedan menambahkan, Indonesia berhasil menegosiasikan antar kepentingan yang ada. Itu patut diapresiasi karena proses negosiasi di negara lain tidak berjalan bebas dan wajar. Negosiasi sempat berhenti pada masa Orde Baru dan baru dibuka sepuluh tahun terakhir. ''Setelah reformasi, proses itu berjalan kembali, walaupun sedikit ada percikan-percikan, bukan konflik, tapi friksi dan polarisasi,'' ujar mantan ketua umum senat mahasiswa UGM tersebut.

Agar bisa diterima semua pihak, kata dia, ajaran Islam harus dikemas dengan menarik dan bisa dikomunikasikan. Karena itu, penyebaran Islam di Indonesia juga harus dilakukan dengan damai dan bisa diterjemahkan oleh masyarakat secara umum.

Di sisi lain, Ustad Abu Bakar Ba'asyir menegaskan, pangkal semua krisis yang terjadi di Indonesia maupun di dunia adalah tidak dijalankannya syariat Islam. Negara Indonesia yang menjalankan syariat Islam merupakan solusi dari krisis yang terjadi selama ini. ''Kalau mau menjalankan syariat Islam, semua aturannya harus berdasar syariat. Kalau mengaku sebagai umat Islam, tidak ada pilihan lain, ya syariat Islam,'' tegasnya.(tom)

JAKARTA - Bagaimana wajah keagamaan di Indonesia selama 2008? Ketua PB NU Masdar F. Mas'udi menyampaikan, Indonesia bisa bertahan dan kuat karena


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News