Babak Baru Perang Saudara Yaman, Situasi Bakal Makin Parah

Babak Baru Perang Saudara Yaman, Situasi Bakal Makin Parah
Korban perang di Yaman. Foto: AFP

’’Saudi kini memiliki pilihan yang terbatas untuk keluar (dari perang Yaman, Red). Jika mereka memilih meningkatkan serangan, penduduk sipil yang akan menderita,’’ jelas Direktur Program Timur Tengah di International Crisis Group Joost Hiltermann.

Kemarin, Selasa (5/12), kota yang sudah luluh lantak itu sepi. Tidak ada serangan maupun pertempuran. Pasukan pendukung Saleh dipukul mundur oleh Houthi dan Saudi menghentikan serangan.

Belum diketahui apakah pemakaman Saleh akan diadakan. Hingga berita ini diturunkan, jenazah Saleh masih berada di rumah sakit yang dikuasai Houthi.

’’Pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan dari PBB dan Palang Merah telah mendarat di bandara (Sanaa, Red),’’ ujar Koordinator Kemanusian PBB untuk Yaman Jamie McGoldtrick saat menjelaskan situasi terkini di negara tersebut.

Pada kantor berita Reuters, McGoldtrick mengungkapkan, penduduk mulai keluar dari rumah setelah mendekam hampir sepekan selama pertempuran. Sebagian mencari pengobatan dan yang lainnya memilih meninggalkan Sanaa karena takut terjadi serangan lagi.

Sementara itu, Arab Saudi menyatakan, harapannya agar Yaman kembali ke pelukan Arab dan perlawanan terhadap Houthi akan membantu membebaskan negara tersebut dari tekanan, ancaman kematian, ledakan, serta pengambilalihan aset publik maupun pribadi.

Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi juga meminta penduduknya untuk angkat senjata melawan pemberontak Houthi di Sanaa.

’’Mari bersatu untuk mengakhiri kontrol kelompok kriminal itu (Houthi, Red) dan membantu Yaman,’’ ujarnya sebagaimana dilansir televisi Al Arabiya.

Kematian mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menghancurkan harapan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi untuk memenangi perang di Yaman

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News