Babak Baru Perang Saudara Yaman, Situasi Bakal Makin Parah

jpnn.com, SANAA - Kematian mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menghancurkan harapan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi untuk memenangi perang di Yaman.
Setelah dia tewas, pasukan Houthi yang berkuasa di Sanaa justru menguat. Para pengamat memperkirakan babak baru perang sipil di Yaman akan dimulai.
’’Dalam jangka pendek, Yaman akan menjadi negara yang jauh lebih tidak aman daripada sebelumnya,’’ ujar Andreas Krieg, pengamat politik di King's College London, sebagaimana dilansir Al Jazeera kemarin.
Beberapa hari sebelum kematiannya, Saleh menawarkan perundingan dengan pasukan koalisi. Tawaran itu disambut baik dengan harapan kekuatan oposisi pecah.
Terlebih, Saudi ingin melepaskan perang di Yaman. Hal tersebut terungkap dalam bocoran surat elektronik yang beredar awal tahun ini.
Houthi yang berang langsung memburu Saleh. Pertempuran pasukan Saleh dan Houthi tidak terelakkan. Serangan udara dari pasukan Saudi ternyata tidak membantu. Saleh kalah. Rumahnya dibom dan dia dibunuh.
Pertempuran pasukan Saleh dan Houthi menelan 234 nyawa dan melukai 400 orang lainnya. Sebanyak 383 di antaranya mengalami luka parah.
Setelah berita kematian Saleh mencuat, Saudi membombardir Kota Sanaa semalaman dengan 25 serangan udara.
Kematian mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menghancurkan harapan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi untuk memenangi perang di Yaman
- 2 Kartu Merah, Uzbekistan Juara Piala Asia U-17 2025
- Perkuat Hubungan Dua Negara, Mohsein Saleh Al Badegel Pertemukan Bamsoet & KADIN Saudi
- MIND ID Terima Kunjungan Menteri Perindustrian dan SDM Arab Saudi di Indonesia
- Kementerian P2MI Memfasilitasi Kepulangan 124 Pekerja Migran dari Arab Saudi
- Pemerintah Diminta Cabut Moratorium Pengiriman Pekerja Migran Indonesia ke Timur Tengah
- Ceritakan Persahabatan Puluhan Tahun dengan Prabowo, Raja Yordania: Tak Terlupakan