Baca Novel, Silakan

Baca Novel, Silakan
Anies R. Baswedan. Foto: dok.JPNN

Sekarang ada lebih dari 400 ribu rombongan belajar (kelas). Ambil contoh kewajiban siswa memimpin doa atau menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bergantian. Artinya, setiap hari ada pelatihan dan pembiasaan menjadi pemimpin bagi 400 ribu anak. Itu sangat masif dan dampaknya akan luar biasa kelak.

Contoh lain adalah menghidupkan kembali piket membersihkan kelas secara beregu dan digilir sesuai dengan jadwal. Jika piket itu dihidupkan kembali, sekolah sudah tidak memerlukan petugas cleaning service.

Kemudian, siswa juga diberi porsi untuk mengembangkan potensi dirinya sendiri. Caranya, memberikan kesempatan membaca buku di luar buku pelajaran sebelum jam pelajaran dimulai. Bukunya terserah. Baca novel silakan.

Ada kekhawatiran sebagian guru bahwa jam belajar akan terpangkas oleh kegiatan-kegiatan penumbuhan budi pekerti itu?

Kegiatan membaca buku dilaksanakan selama 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Jadi, tidak memakan jam pelajaran. Kemudian, waktu untuk berdoa bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya atau lagu lainnya mungkin 3–5 menit. Saya rasa kok tidak akan sampai mengganggu jam belajar.

Apa yang menginspirasi gerakan penumbuhan budi pekerti ini?

Ini didapat dari kombinasi praktik-praktik di banyak tempat (negara). Juga, sudah digodok lama dan dari pengalaman masa lalu kami. Harus diseriusi untuk dijalankan. Tentu, kami tidak asal copas (copy paste), tetapi disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Di Malaysia saja, setiap hari seluruh siswa menyanyikan lagu kebangsaan mereka. Begitu pula di Jepang, penumbuhan rasa cinta kepada negaranya sangat kuat.

Apa tantangan terberat gerakan ini?

BELUM genap setahun menjabat menteri pendidikan dan kebudayaan, Anies R. Baswedan bertekad menjadikan sekolah sebagai taman subur untuk tumbuhnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News