Badak Indonesia Kritis, Perlu Pendekatan Konservasi Baru

Ia berharap masyarakat Pandeglang masih bisa melihat badak. Pun, bisa mengundang wisatawan dalam negeri serta mancanegara untuk melihat satwa liar badak bercula satu.
Dia tak lupa meminta dukungan seluruh pemangku kepentingan mendorong konservasi Badak Jawa yang kini hanya tinggal 63 ekor.
“Saya berharap semua empati mampu menjadi magnet bagi wisatawan untuk hadir, meningkatkan Pandeglang dan JARISCA menjadi kebanggaan kami,” tuturnya.
Kepala TNUK Mamat Rahmat mengatakan bahwa Ujung Kulon telah menjadi aset dunia.
“Bersama kita bisa menyelamatkan keanekaragaman hayati khususnya Badak Jawa yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon, Insya Allah masyarakat dan Badak mesra, semua stakeholder, semua pihak baik pusat maupun daerah bersinergi menyelamatkan Badak beserta habitatnya, serta mensejahterakan masyarakat,” paparnya.
Selain Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus), kondisi Badak Sumatera (Dicerorinus sumatranus) juga tak lebih baik. Badak Jawa menghadapi masalah keterbatasan luasan habitat untuk mengakomodir pertumbuhan populasinya.
Selain itu pertumbuhan Langkap (Arenga obsitulia) yang sangat cepat sehingga telah menahan ketersediaan pakan Badak Jawa.
Berdasarkan data terakhir yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah Badak Jawa di habitat terakhirnya di kawasan TNUK sebanyak 63 ekor.
JAKARTA – Peringatan Hari Badak Sedunia dirayakan Kamis (22/9) hari ini. Di Ujung Kulon, WWF berpartisipasi pada serangkaian acara yang diselenggarakan
- Dukung Asta Cita, Pemprov Sumsel Selaraskan Program 3 Juta Rumah dengan Visi Misi HDCU
- Bali Tolak Ormas GRIB Hercules, Kalimat Giri Prasta Tegas
- Identitas 12 Korban Tewas Akibat Kecelakaan Maut Bus ALS
- Kronologi Mobil Nissan Tabrakan Beruntun di Bandung, Pelajar Tewas setelah Terseret 80 Meter
- Bea Cukai-Tim Gabungan Gagalkan Penyelundupan 127 Kg Sabu-Sabu di Aceh
- Perahu Terbalik Diterjang Ombak Besar, Satu Nelayan Pesisir Barat Hilang