Bakamla Tangkap 8 Nelayan karena Curi Kabel Optik Bawah Laut

Bakamla Tangkap 8 Nelayan karena Curi Kabel Optik Bawah Laut
Anggota Bakamla mengecek kabel dan berjaga di dalam kapal di Jembatan Dua Barelang, Senin (28/5). Kabel ini hasil curian dengan delapan ABK Kapal. F Dalil Harahap/Batam Pos

jpnn.com, BATAM - Badan Keamanan Laut (Bakamla) Indonesia terus mengusut kasus pencurian 3.200 meter kabel optik bawah laut yang ditemukan di kapal kayu KM Topan Ocean, Sabtu (26/5) lalu.

Selain mangamankan KM Topan Ocean yang ditangkap di perairan Tanjungberakit itu, petugas juga menahan delapan nelayan dari berbagai daerah yang mencuri kabel optik.

Dari kapal yang digunakan delapan nelayan itu petugas mendapati 800 potongan kabel optik hasil curian mereka dengan total berat keseluruhan mencapai 12 ton (sebelumnya ditulis lima ton).

Tindak lanjut dari penangkapan itu pihak Bakamla akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Telkom atau provider jaringan lainnya untuk mengetahui pemilik dan kegunaan kabel optik itu.

“Kabel sudah diangkat dan dipotong-potong tentu ada dampaknya. Nah untuk mencari tahu dampaknya itu kami harus koordinasi dengan pihak Telkom atau pihak-pihak terkait lainnya,” ujar Kabakamla RI Laksamana Madya TNI Arie Soedewo, saat menggelar siaran pers di atas KN Belut Laut di dermaga Bakamla, Jembatan Dua Batam di Barelang, Senin (28/5).

Sejauh ini kata Arie, pihak belum mendapat laporan gangguan jaringan dari pihak manapun termasuk dari Singapura. Namun demikian pihaknya terus mencari tahu sebab dipastikan akan ada gangguan karena keruskan jaringan kabel itu. “Dampaknya mungkin belum langsung terasa apalagi ini berhubungan dengan jaringan telekomunikasi. Bisa saja masih tercover dengan jaringan lain tapi lambat laun akan terganggu juga,” tutur Arie.

Senada disampaikan oleh Andi, petugas dari Triasmitra yang merupakan patner kerja PT Telkom yang dihadirkan oleh pihak Bakamla sebagai tim ahli menjelaskan dampak dari kerusakan kabel optik itu tidak langsung dirasakan oleh providernya.

“Dampaknya banyak sekali cuman tidak bisa langsung plok seperti listrik padam gitu, karena mungkin masih tercover oleh jaringan lain. Ini yang akan ditelusuri termasuk punya PT mana kabel-kabel ini,” ujar Andi di lokasi yang sama.

Bakamla Indonesia terus mengusut kasus pencurian 3.200 meter kabel optik bawah laut yang ditemukan di kapal kayu KM Topan Ocean, Sabtu (26/5) lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News