Bambang Soroti Bentrok Aparat Gabungan dengan Warga Pulau Rempang Batam

Bambang Soroti Bentrok Aparat Gabungan dengan Warga Pulau Rempang Batam
Mobil water canon milik Polri memadamkan api di atas kontainer yang dibakar massa saat terjadi bentrok warga dengan aparat gabungan di kawasan Pulau Rempang, Batam, Kamis (7/9). (ANTARA/Yude)

jpnn.com, JAKARTA - Dugaan aksi kekerasan aparat gabungan saat bentrok dengan warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) yang menolak pengembangan kawasan itu untuk proyek strategis nasional menuai sorotan.

Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto pun meminta pemerintah dan DPR membentuk tim independen untuk mengusut kasus bentrokan antara petugas gabungan dengan warga di Pulau Rempang.

"Pemerintah maupun DPR juga perlu menjelaskan secara transparan kepada publik dan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang mempertunjukkan dan menggunakan kekuasaan secara arogan," kata Bambang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (8/9).

Bentrokan antara petugas gabungan dari Polri, TNI, Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP dengan warga di Pulau Rempang terjadi pada Kamis (7/9).

Bentrokan pecah saat aparat berusaha membujuk warga tidak anarkistis dalam proses pengukuran lahan di Kawasan Rempang yang akan dijadikan lokasi PSN.

Peristiwa bentrokan antara aparat gabungan dengan warga pun viral di media sosial, termasuk ada video warga yang merekam sejumlah siswa terkena gas air mata.

Apa pula video guru dan warga mengevakuasi siswa dari sekolah yang terkena dampak tembakan gas air mata.

Bambang menilai aksi kekerasan oleh aparat negara terhadap masyarakat seperti itu harus dihentikan.

Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menyoroti benrok antara aparat gabungan dengan warga Pulau Rempang, Batam, Kepri yang menolak PSN.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News