Bamsoet Ajak Masyarakat Bersinergi Buat Peta Pembangunan Indonesia

Bamsoet Ajak Masyarakat Bersinergi Buat Peta Pembangunan Indonesia
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalam Grand Launching dan Bedah Buku Memperadabkan Bangsa: Paradigma Pancasila untuk Membangun Indonesia di Aula Pustaka Loka, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (2/8). Foto: Humas MPR RI

PPHN juga mendapat perhatian serius dua tokoh, Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo dan Pakar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Prof. Dr. Sofian Effendi.  Menurut Pontjo, PPHN sebagai arah pembangunan bangsa sangat penting dan harus dimiliki Indonesia, sebab memiliki fungsi kontinuitas dalam hal ini pembangunan Indonesia.

Makin penting lagi, menurut Pontjo, PPHN bukan hanya sekedar rancangan teknis, tapi juga merupakan wadah penampung aspirasi masyarakat minoritas. “Minoritas tidak peduli dengan siapa yang menjadi pemimpin, yang penting aspirasi mereka sebagai rakyat terakomodir melalui haluan negara itu,” katanya, usai acara launching dan bedah buku.

Pontjo juga menegaskan, PPHN lebih baik dihadirkan melalui Konvensi.  Alasannya, walaupun MPR bukan lagi sebagai lembaga tetinggi negara, tapi kewenangannya terkait konstitusi yang tidak bisa dijangkau lembaga lain. Jadi, produk-produk MPR tidak semestinya dibatalkan lembaga lain.

“Intinya, produk MPR tidak boleh dibatalkan lembaga lain.  Oleh karena itu terobosannya harus melalui Konvensi.  Walaupun tidak sekuat UUD, namun Konvensi tidak tunduk pada perubahan UU. Jika melalui UU, bisa saja dia dibatalkan di MK,” tegasnya.

Sementara itu, Prof. Sofian Effendi mengungkapkan bahwa PPHN adalah pelaksanaan dari Pancasila, salah satunya sila ke lima karena tujuan negara dibentuk adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  PPHN adalah alat untuk mencapai keadilan tersebut.  

Untuk menyusun haluan negara itu perlu dukungan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Sebagai lembaga yang menjadi representasi kedaulatan rakyat, MPR adalah lembaga yang tepat untuk menyusun  PPHN dengan TAP MPR menjadi instrument untuk menghadirkannya.

“Kenapa melalui TAP MPR, sebab yang memegang kekuasaan konstitutif negara ini adalah MPR. Jadi, intinya jika PPHN ini adalah pelaksanaan dari kedaulatan rakyat, maka harus dihadirkan lewat TAP MPR,” tandasnya. (mrk/jpnn)

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak rakyat Indonesia bersinergi mencari solusi agar Indonesia memiliki peta jalan


Redaktur & Reporter : Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News