Bamsoet: Indonesia Harus Tetap Semangat

Bamsoet: Indonesia Harus Tetap Semangat
Ketua MPR Bambang Soesatyo. Foto: Humas MPR RI

Seperti diketahui, Soekarno dalam pidato pembukaan Konferensi Asia Afrika pada 18 April 1955 telah meluruskan bahwa kolonialisme juga memiliki pakaian modern berupa penguasaan ekonomi, intelektual, maupun material.

Proklamator sekaligus Presiden Indonesia pertama Indonesia tersebut dalam pidato Hari Pahlawan 10 November 1961 juga telah memperingatkan bahwa perjuangan yang ia lakukan bersama para pendahulu bangsa lebih mudah karena mengusir penjajah.

Namun, perjuangan generasi masa depan akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.

"Pendapat tersebut kini semakin nyata, di mana hanya segelintir orang saja yang memiliki akses terhadap kekayaan. Laporan Global Wealth Report 2020 dari Boston Consulting Group menempatkan Indonesia di peringkat empat negara dengan tingkat kesenjangan tertinggi di dunia, setelah Rusia, India, dan Thailand. Walaupun kekayaan per orang meningkat 6 kali lipat selama periode 2000-2016, namun setengah aset kekayaan di Indonesia dikuasai hanya 1 persen orang terkaya, kesenjangan antara kaya dan miskin mencapai 49 persen. Ini memperlihatkan kekayaan rata-rata penduduk Indonesia masih rendah," jelas Bamsoet.

Mantan Ketua DPR RI ini menegaskan, peringatan detik-detik proklamasi tak sekadar upacara seremonial tanpa makna. Melainkan menjadi pengingat bahwa saat ini bangsa Indonesia sudah memasuki usia kemerdekaan ke-75 tahun.

Berbagai hal yang dinikmati dari bumi, air, dan kekayaan alam Indonesia saat ini, tak lepas dari pengorbanan para pejuang bangsa di masa lalu. Karenanya, guna memastikan Indonesia tetap berdiri tegak di masa depan, generasi terkini perlu melakukan pengorbanan di masa sekarang.

"Kita harus mencontoh filosofi petani pohon jati. Mereka rela menanam bibit jati, walaupun belum tentu akan menikmati hasil panennya. Itulah esensi sebenarnya jati diri bangsa Indonesia, menanam hari ini bukan semata untuk diri sendiri, melainkan untuk dinikmati anak bangsa esok hari," tegas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengungkapkan, dua proklamator Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta, juga sudah mencontohkan kebijaksanaan dalam menjaga Indonesia. Keduanya banyak berbeda pendapat dalam berbagai hal, namun mau berkorban demi kepentingan yang lebih besar, demi kepentingan Indonesia.

Bamsoet menegaskan, peringatan detik-detik proklamasi tak sekadar upacara seremonial tanpa makna.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News