Bamsoet Sarankan Pilkada Kenormalan Baru Manfaatkan Teknologi Informasi

Termasuk Indonesia yang menunda pilkada serentak dari September menjadi Desember 2020.
"Apakah (pilkada) akan berlangsung sebagaimana diharapkan? Karena perkembangan kasus Covid ini makin meningkat. Setidaknya hampir per hari itu tumbuh 1.000 kasus baru," ujar dia.
Nah, Bamsoet mengatakan ini juga akan mendorong masyarakat pada pengertian dan keyakinan untuk memasuki kehidupan yang disebut kenormalan baru.
"Kemudian apakah kehidupan yang baru ini hanya berlaku pada sosial dan ekonomi, seharusnya tidak. Semestinya, kenormalan baru juga mendorong kreativitas di bidang atau sektor politik," katanya.
Ia menambahkan kenormalan baru harus mengubah wajah politik Indonesia yang tadinya manual, konvensional mengarah kepada digitalisasi.
Karena itu, Bamsoet berujar, di politik juga harus didorong agar mengikuti perkembangan baru. Karena dunia akan mengarah kepada individualistik, kemajuan teknologi robotik, dan digitalisasi.
"Suka tidak suka, kita harus masuk ke sana. Waktu yang tepat menurut saya sebagai uji coba adalah pilkada nanti harusnya kita sudah masuk kepada pilkada gaya normal baru," paparnya.
Dia mencontohkan, pilkada normal baru adalah tidak masuk bilik suara, tak memakai tinta dan paku, tetapi menggunakan teknologi digital.
Bamsoet mencontohkan, pilkada normal baru adalah tidak masuk bilik suara, tak memakai tinta dan paku.
- Peringati Hardiknas, Waka MPR Dorong Kebijakan Penyediaan Layanan Pendidikan berkualitas
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh
- Lestari Moerdijat: Jadikan Momentum Hari Buruh untuk Mempercepat Lahirnya UU PPRT
- Atasi Darurat Sampah, Waka MPR Lestari Moerdijat Sebut Sejumlah Hal yang Harus Dilakukan