Bandit Kejar Setoran, Waspada Pria Berboncengan

Bandit Kejar Setoran, Waspada Pria Berboncengan
HINDARI: Jangan menggunakan handphone ketika berkendara. Apalagi di tempat sepi dan gelap. Karena akan mengundang orang melakukan tindak kejahatan. Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

Tak berbeda dengan kegiatan di hari-hari biasanya, sebelum kejadian penjambretan saya berangkat pukul 09.00. Dari Gresik langsung ke Pengadilan Agama (PA), Jl Ketintang Madya.

Perjalanannya hampir dua jam, karena macet. Biasanya jarak tempuh maksimal 1,5 jam. Trailer dan truk pada keluar dari kandangnya. Urusan liputan di PA selesai, saya meluncur ke kantor BPS Jatim di Jalan Kendangsari.

Ketika itu sudah pukul 12.00. Dua jam memantau perkembangan inflasi (rutinitas awal bulan), puku 14.00 saya mendapat telepon dari pemred untuk memantau perkembangan ujian nasional SMP.

Singkat kata, saking banyaknya liputan hari itu saya baru bisa balik kantor di Jalan kembang Jepun pukul 18.30 dan baru mulai mengetik. Padahal biasanya saya jam segitu sudah siap-siap pulang.

Setidaknya dari empat berita yang disetor, hanya tinggal satu ketikan berita saja. Malam itu saya mengendarai motor tidak terlalu kencang. Kira 20 km/jam.

Karena jalanan rusak, saya pun takut. Meskipun setidaknya saya hapal area-area jeglongan yang sering terjadi kecelakaan. Tepat di area pergudangan Kalianak, saya agak terkaget.

Dua motor memepet motor saya. Semua pengendaranya pria. Satu motor sebelah kanan dikendarai satu orang, mepet sebelah kiri dikendarai dua orang, berboncengan.

Kaget dan takut, namun gas tidak bisa berjalan cepat. Keduanya mengunci saya di tengah-tengah sepeda. Satu merenggut tas ransel saya yang berisi handphone dan uang, seperti burung alap-alap yang menyambar anak ayam.

Jambret sekarang memang serem-serem. Saya berkata demikian karena pernah mengalaminya. Ya, awal Mei lalu saya jadi korban penjambretan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News