Bang Ray Minta Polisi Tak Umbar Tudingan Makar

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti meragukan kabar yang menyebut aksi unjuk rasa 2 Desember mendatang didomplengi upaya makar untuk menggulingkan pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, mengaitkan aksi unjuk rasa berjuluk 212 itu dengan tindakan makar merupakan tindakan berlebihan.
"Saya enggak yakin (ada gerakan makar,red). Menurut saya, kalau istilah makar berlebihan," ujar Ray di sela-sela seruan bersama tokoh dan masyarakat sipil guna menyikapi kondisi kebangsaan akhir-akhir ini, di Hotel Atlet Century, Senin (28/11).
Merujuk pengalaman Ray selama ini, aparat keamanan sering menggunakan istilah makar ketika ada aksi-aksi massa. Misalnya di era kepemimpian Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), penggunaan istilah makar setidaknya digunakan sebanyak tiga kali.
"Yaitu di 2010, 2011 dan 2013. Bahkan dulu ada gerakan cabut mandat SBY juga di stigma hal yang sama (dugaan makar,red), meskipun bahasanya beda," pungkas Ray.
Pria berdarah Batak itu pun berharap kepolisian ke depan tidak terlalu cepat menyimpulkan ada upaya makar ketika menghadapi aksi-aksi unjuk rasa. Sebab, istilah makar menimbulkan kesan proses demokrasi tidak berjalan.
“Biarkan publik yang menilai, apakah tujuannya (Aksi 212, red) masih objektif dan rasional. Jadi silakan saja layani dan jangan membuat stigma makar," kata Ray berharap.(gir/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti meragukan kabar yang menyebut aksi unjuk rasa 2 Desember mendatang didomplengi upaya makar untuk menggulingkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Resmikan Masjid Jakarta Garden City, Gubernur Pramono Berpesan Begini
- Kepala BKN Sebut 1.967 CPNS 2024 yang Mundur Aslinya Tidak Lulus
- BSMI Peringatkan Dunia Internasional, Jalur Gaza Masih Belum Aman
- Kemenag Dorong Transformasi Ekonomi Pesantren Melalui Inkubasi Wakaf Produktif
- Adinkes Dorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia