Bang Zul, Sang Pemecah Takdir NTB

Bang Zul, Sang Pemecah Takdir NTB
Fadlin Guru Don. Foto: Dokpri for JPNN.com

Bang Zul adalah sosok muda yang progres dan inovatif, yang telah hadir menawarkan solusi dan rasa Keadilan dari sekian banyak masalah yang ada di NTB. Baik kesenjangan sosial maupun dari aspek pembangunan sumberdaya manusia dan infrastuktur.

Selain itu, yang menentukan kemenangan Zul-Rohmi menurut penulis, adalah karena visi-misinya yang lebih menjawab kebutuhan masyrakat ketimbang yang lain. Salah satu sample, pembangunan khusus yang bergerak dibidang pendidikan mialnya, Dr. Zul memiliki program menyediakan beasiswa program studi lanjut bagi putra-putri terbaik Nusa Tenggara Barat.
Menurut penulis ini sangat menarik, jika selama ini yang di prioritaskan adalah pembangunan infrakstruktur, tetapi Bang Zul justru tampil beda. Beliau sesungguhnya mengutamakan pendidikan, karna sumber daya manusia jauh lebih penting daripada segalanya.

“Manusia yang cerdas lebih tau memberdayakan dirinya daripada manusia yang bodoh. Orang bodoh terkadang membuat harta benda yang melimpah tidak mermanfaat apa-apa, tetapi bagi orang yang cerdas, cukup dengan ilmu pengetahuan dia bisa mendapatkan harta yang melimpah". FGD

Selain itu, program andalan Bang Zul yang meningkatkan elektabilitasnya, adalah dia mendorong energi terbarukan dalam menuntaskan kebutuhan air bersih dan irigasi pertanian, sebagai bentuk perhatian langsung Bang Zul dalam menuntaskan masalah pokok yang ada di NTB. Ditambah dengan program-program lain yang sifatnya pro rakyat, juga menjadi faktor utama terpilihnya Bang Zul sebagai pemenang di pilkada NTB.

Jika selama ini masyarakat lombok dianggap “murtad” bila tidak mengangkat pemimpin dari suku asli mereka, maka kali ini sungguh berbeda, justru masyarakat Lomboklah yang menjadi penentu utama kemenangan Zul-Rohmi. Misalanya, di Kabupaten Lombok Timur yang merupakan lumbung suara terbanyak dari seluruh Kabupaten Kota se-NTB dimenagkan secara mutlak oleh Pasangan Zul-Rohmi, padahal disitu adalah tempat kekuasaan H. Moch. Ali Bin Dachlan, yang juga merupakan lawan tandingnya di pilgub NTB tahun ini. Hal yang sama juga di beberapa kabupaten lain yang ada di Pulau Lombok, dengan jumlah rata-rata pasangan Zul-Rohmi juga dominan mendapat dukungan. Ini sekaligus menggugurkan bahwa untuk menjadi pemimpin NTB tidak seharusnya dari kalangan Ulama dan Tuan Guru, tetapi sangat bergantung pada figur yang tulus dan ikhlas dalam berbuat.

Sepertinya masyarakat NTB mulai cerdas dalam memilih pemimpin. Tidak hanya memandang pada unsur primodial dan elektoral semata, tetapi lebih condong pada syarat dan kriteria. Sebagai kesimpulan, dari ke-empat Calon Gubernur, terbukti bahwa Dr. Zulkieflimanyah lah yang memenuhi syarat kriteria ideal untuk memimpin NTB lima tahun kedepan.

Prosesi Pilkada Propinsi NTB mungkin tidak seindah ini, jika kita harus melupakan unsur penting yang ikut mewarnai dinamika pesta demokrasi kali ini, yaitu peranan para pemuda. Keterlibatan pemuda-pemudi NTB cukup menjadi lampu penerang dalam membantu mengontrol dan mengawal hajatan rakyat selama ini. Hal ini cukup terlihat dari sejumlah diskusi dan dialog yang dibangun oleh generasi muda dalam membantu mengedukasi pendidikan politik kepada masyarakat luas.

Menurut Penulis Politik adalah cara untuk menguatkan, mempersatukan, serta panggung perjuangan dalam melunasi cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia. Karena politik merupakan alat paling efektif untuk membuat sebuah perubahan dan kemajuan bagi bangsa dan negara.

Jika pilkada di tahun 2017, semua orang menyebut nama Anies Baswedan, maka tahun ini masyarakat NTB hampir semua menyebut nama Dr. Zulkieflimanyah atau Bang Zul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News