Bang Zul, Sang Pemecah Takdir NTB

Bang Zul, Sang Pemecah Takdir NTB
Fadlin Guru Don. Foto: Dokpri for JPNN.com

Setiap para pendukung selalu mengunakan semboyang masing-masing. Misalnya Mori Hanafi sangat kental dengan istilah “Kasama Weki Ndai Mbojo", kalimat pamungkas ini menjadi senjata andalan tim pemenangan Mori untuk menyadarkan masyarakat Bima-Dompu. Tetapi pada kenyataanya bahwa slogan itu tidak cukup mendulang kemenangan Mori Hanafi dikandagnya sendiri.

Lalu bagaimana dengan eksistensi Bang Zul, senjata apa yang dia pakai sehingga mampu menghipnotis masyarakat Bima-Dompu? Apakah beliau menggunakan sihir? Benar, beliau telah mampu menyihir masyarakat Bima-Dompu dengan segala macam program yang pro rakyat.

Tanpa mengungguli Bang Zul penulis menilai bahwa Bang Zul lah pemenangnya. Ibarat kata “seorang ustadz naik mimbar itu biasa saja, tetapi bila dilakukan oleh seorang Fisikawan, itu baru luar biasa". Kira-kira seperti itulah perumpamaan antara Bang Zul yang datang sebagai tamu dibandingkan dengan Mori Hanafi sebagai tuan rumah.

Dari kenyataan diatas, tentu mengundang hasrat kita untuk bertanya, kenapa Mori Hanafi tidak cukup kuat mendominasi suara masyarakat Bima-Dompu, sementara Bang Zul lebih terlihat berhasil?

Bisa saja istilah “Kasama Weki Ndai Mbojo" yang digaungkan Mori belum merepresentasi kenyataan yang ada selama ini, bahwa kepentingan orang Bima tidak terakomodir secara merarata seperti slogan tersebut. Berdasarkan jajakan pendapat yang dihimpun oleh penulis baik kepada tokoh-tokoh penting, birokrat, akademisi, maupun mahasiswa, banyak yang berasumsi bahwa dominasi kekuasaan selama ini berada pada sekolompok orang-orang tertentu. Hampir diseluruh sektor yang ada semua terisi oleh kepentingan bersifat dikotomi. Ada semacam gerbong sakit hati yang mencoba mendobrak langkah kelompok-kelompok tersebut.

Lantas kenapa Bang Zul terlihat seperti “Superman" yang datang menawarkan rasa keadilan buat masyarakat pulau Sumbawa khususnya untuk Bima dan Dompu. Selain programnya yang berpihak pada kebutuhan pokok rakyat, banyak juga yang menilai bahwa kapasitasnya sebagai orang nomor satu akan membuatnya lebih bisa berbuat banyak untuk masyarakat pulau Sumbawa. Ketimbang kapasitas Mori Hanafi sebagai orang nomor dua yang otoritasnya sangat kecil dibawah kendali seorang gubernur. Alasan ini masuk akal, karna harus diakui bahwa yang memiliki kebijakan mutlak adalah seorang gubernur sementara wakilnya lebih banyak duduk dikantor.

Sebagai kalimat penutup Selamat kepada Bang Zulkieflimansyah, telah terpilih sebagai Gubernur baru NTB versi Perhitungan sementara Quick Count.(***)


Jika pilkada di tahun 2017, semua orang menyebut nama Anies Baswedan, maka tahun ini masyarakat NTB hampir semua menyebut nama Dr. Zulkieflimanyah atau Bang Zul


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News